PSPB dan Dekonstruksi Sejarah Indonesia pada Masa Orde Baru
Abstract
Narasi sejarah Indonesia hadir sebagai karya ilmiah para ahli sejarah melalui proses metodologi sejarah yang dapat di pertanggungjawabkan secara akademis. Buku teks Sejarah Nasional Indonesia yang terdiri dari enam jilid menjadi salah satu rujukan utama bagi penulisan buku teks Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB). Penulisan buku teks PSPB tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Orde Baru yang bersifat militeristik dan sentralistik untuk menamamkan semangat patriotisme, menanamkan nilai–nilai semangat ‘45 kepada generasi penerus bangsa mulai dari tingkat dasar dan menengah (SD, SMP dan SMA). Kehadiran PSPB sebagai bagian dari pendidikan Sejarah untuk siswa SD, SMP dan SMA adalah kebijakan politis pada masa Orde Baru karena secara formal masuk dalam GBHN. Artikel ini ingin menganalisis proses dekonstruksi atas tafsir Sejarah Indonesia pada masa Orde Baru melalui kebijakan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa yang hadir dalam bentuk buku teks PSPB yang secara faktual pernah diterapkan di tingkat sekolah dasar dan menengah pada masa Orde Baru. Dekonstruksi menjadi bagian dari upaya untuk bersikap kritis menginterogasi teks secara kritis sebagai bukti dalam pertanyaan itu, bukan hanya untuk menerimanya sebagai sumber informasi. PSPB sebagai buku teks sejarah bagi siswa SD, SMP dan SMA jika dilihat dari cara pandang dekonstruksi terdapat paradigma oposisi biner didalamnya. Pandangan dekonstruksi akan menolak oposisi biner yang memiliki hierarki —terpusat mengakibatkan penyempitan makna—hanya akan menghadirkan ketunggalan makna saja dan bersifat universal. Ketunggalan makna menuju pada eksistensi metafisika kehadiran transenden. Ketunggalan makna akan menyudutkan the other (dalam teks PSPB sulit dijumpai atau bahkan tidak ada didalam teks yang membahas tentang peran masyarakat sipil, perkembangan sosialisme di Indonesia, peran Seokarno sebagai penggagas Pancasila, Proklamator Bangsa atau peran para tokoh sipil lainnya dalam upaya diplomasi). The other dalam buku teks PSPB tidak akan mendapat tempat yang layak. Kehadiran the other tidak akan pernah masuk dalam pusat makna ia hanya akan menjadi catatan pinggiran saja.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anderson, (1991). Imagined communities: reflection on the origin and spread of nationalism. New York: Verso
Al-Fayyadl, M. (2005). Derrida. Yogyakarta: LkiS Group.
Bahri. (2015). Pendekatan Dekonstruksi dalam Historiografi. Jurnal Pendidikan Sejarah, 4(2).
Bhabha, H. (1992). Postcolonial authority and postmodern guilt. Cultural studies. New York: Routledge
Carr E.H. (1987). What Is History? London, Penguin, second edition
Foster, S. (2011). Dominant traditions in international textbook research and revision. Education Inquiry, 2(1), 5–20
Fuchs, C. (2011). Cognitive capitalism or informational capitalism? The role of clash in the information economy. In Cognitive capitalism, education, and digital labor, ed Michael Peters and Ergin Bulut, 75-119, New York: Peter Lang
Garis-Garis Besar Pedoman Pengajaran. (1984). Program Pendidikan Sejarah perjuangan Bangsa.
Gunawan, A. H. (1995). Kebijakan-kebijakan pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasan, S. H. (2019). Pendidikan sejarah untuk kehidupan abad 21. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 2(2). http://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/16630/9460
Hart, A.B. (1910). Imagination in history. The American Historical Review, 15(2). http://www.jstor.org/stable/1838332.
Junus, U. (1996). Stilistik: pendekatan, teori, metode, teknik, dan kiat. Yogyakarta: Unit Penebitan Sastra Asia Barat
Kearney, R. (2005). Continental philosophy in the 20th century vol.VIII. London: Routledge
Kasenda, P. (1990). Nugroho notosusanto: Pendidik, sejarawan, dan pejabat tinggi. Basis.
Muslow, A. (1997). Deconstructing history. London: Routledge
McGregor, K. E. (2008). Ketika sejarah berseragam: membongkar ideologi militer dalam menyusun sejarah indonesia. Yogyakarta: Syarikat Indonesia
Norris, C. (2008). Membongkar teori dekonstruksi jasques derrida. Maguwoharjo: Ar-Ruzz Media.
Pradopo, R. D. (1995). Beberapa teori sastra, metode kritik dan penerapannya. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto, B. (2019) Perspektif Historis kesadaran kebangsaan dan kemerdekaan indonesia berdimensi kebudayaan. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 2(2).
Renan, E. (1996). “What is a nation?” dalam woolf, stuart, (ed.). Nationalism in Europe, 1815 to Present. London: Routledge.
Rusen, J. (1990). Rhetoric and aesthetics of history: Leopold van ranke. History and theory, 29, 190-204
Sumardi, S., dkk. (1984). Menteri-menteri pendidikan dan kebudayaan sejak tahun 1966. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Invetarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
Susilo, A & Sarkowi. (2018). Peran guru sejarah abad 21 menghadapi tantangan arus globalisasi. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 2(1).
Said, E. W. (2001). Orientalisme. Bandung: Penerbit Pustaka
Sarup, M. (2003). Post-Strukturalism and postmodernism, sebuah pengantar kritis (terj. Medhy Aginta Hidayat) Yogjakarta: Jendela.
Selden, R., Widdowson, P., & Broker, P. (1985). A reader guide to contemporary literary theory. Perason Longman: United Kingdom
Seixas, P., Fromowits, Hill Petra. (2005). History, memory and learning to teach dalam understanding history recent research. History Education: International Review of History Education, 4, 105-106.
Segall Avner, Trofanenko Brenda M., Schmitt Adam J. (2018). Critical theory and history education dalam The Wiley International Handbook of History Teaching and Learning. Editor: Scott Alan Metzger Penn State University Lauren McArthur Harris Arizona State University.
Suryo, D. (2005). ”Paradigma sejarah di Indonesia dan kurikulum sejarah”, dalam Makalah seminar nasional dan temu alumni program studi pendidikan sejarah program pascasarjana universitas sebelas maret surakarta. Surakarta: PPS UNS.
Soedijarto, dkk. (2010). Sejarah pusat kurikulum. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional
Suyono, S. U. R. Pendidikan sejarah perjuangan bangsa untuk SMP Kelas 1. Jakarta: Teguh karya.
TAP MPR Nomor II/MPR1983, Lampiran GBHN 1983
Zajda (2015) Nation-Building and history education dalam global culture, globalisation, comparative education and policy, Springer Research Science, Business Media, 13.
DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v3i1.20731
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
INDEXED
TOOLS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154