Analisis Teori Konflik Lewis A. Coser dalam Fenomena Fanwar Fandom K-Pop (Studi Kasus Fandom CARAT)

Nur Jinan Adzina, Elly Malihah, Rika Sartika

Abstract


Para penggemar sering kali berinteraksi dengan penggemar lainnya untuk saling bertukar pendapat dan berbagi minat yang sama melalui media sosial. Istilah "fandom" mengacu pada para penggemar yang berkumpul untuk membentuk sebuah komunitas dan menciptakan subkultur yang berbeda. Dalam budaya K-Pop, setiap grup idola memiliki fandomnya sendiri, yang mengarah pada berbagai dinamika sosial, termasuk fanwar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi latar belakang dan penyebab fanwar yang dialami oleh fandom CARAT; (2) menganalisis fanwar menggunakan teori konflik Lewis A. Coser; dan (3) mengidentifikasi strategi penyelesaian konflik yang digunakan oleh fandom CARAT untuk menghindari dan menyelesaikan fanwar yang terjadi di Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodologi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi non-partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumentasi. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa: (1) beberapa faktor berkontribusi terhadap terjadinya fanwar, meliputi: a) penyebaran rumor atau skandal yang melibatkan anggota grup idola; b) persaingan antara idola dan fandomnya dengan fandom lain; dan c) fanwars sebagai bentuk pembelaan penggemar terhadap idola mereka; (2) analisis fanwars menurut teori konflik Coser membedakan antara konflik realistis dan non-realistis; (3) fanwars terjadi baik di dalam fandom CARAT maupun antara CARAT dan fandom lainnya; (4) strategi resolusi atau manajemen konflik yang digunakan oleh fandom CARAT untuk mengatasi fanwars.


Full Text:

PDF

References


Agnensia, N. P. (2019). Fan War Fans K-Pop dan Keterlibatan Penggemar dalam Media Sosial Instagram. Diakses melalui http://repository.unair.ac.id/87304/5/Jurnal_Natazha%20Putri%20Agnensia_071511533028.pdf

Aisyah, A., Zainudin, I. S., & Yoan, R. S. (2019). Social Media Translation Action: Translation Activities by K-Pop Fans on Twitter. International Journal of Virtual and Personal Learning Environments, 9(2), 2–54. doi:10.4018/ijvple.2019070103

Benard, S. (2012). Cohesion from Conflict: Does Intergroup Conflict Motivate Intragroup Norm Enforcement and Support for Centralized Leadership. Social Psychology Quarterly, 75(2), 107–130. doi:10.1177/0190272512442397

Coser, A. L. (1965). The Functions of Social Conflict. New York: The Free Press.

Crawford, D.K. & Bodine, R. J. (1996). Conflict Resolution Education: A Guide to Implementing Programs in Schools, Dalam (US Department of Justice and US Department of Education.) Youth-Serving Organizations, and Community and Juvenile Justice Settings. Amerika Serikat

Danial, E. & Nanan, W. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Fitria, K. (2022). Cyberspace Sebagai Area Perang Antara Fans Versus Haters K-Pop di Instagram. Jurnal Kopis Kajian Penelitian dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam. 4(2):58-73. DOI:10.33367/kpi.v4i2.1945

Gooch, B. (2008). The Communication of Fan Culture: The Impact of New Media on Science Fiction and Fantasy Fandom. (Thesis). Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat.

Jeong, Howon (2000). Peace And Conflict Studies an Introduction. Amerika Serikat: Ashgate Publishing

Krauss, R.M. (2006). “Communication and Conflict”. Dalam (Peter T. Coleman, Morton Deutsch, Eric C. Marcus). The Handbook of Conflict Resolution Theory and Practice Second Edition. (Chapter seven: 229). San Francisco: Jessey-Bass A Wiley Brand

Kusnul, Fitria. (¬2022). Cyberspace Sebagai Area Perang Antara Fans Versus Haters K-Pop di Instagram. Jurnal Kopis: Kajian Penelitian dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam. 4(2), 58 - 73

Lastriani. (2018). Fanwar: Perang antar Fans Idol K-Pop di Media Sosial. 1(1), 87-100. Diakses melalui http://repository.unair.ac.id/id/eprint/87304

Moleong, L. (2006). Metode Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Nasution. 1996. Metode Penelitian Kualitatif Naturalistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugraini, E. (2016). Fanatisme Remaja Terhadap Musik Populer Korea dalam Perspektif Psikologi Sufistik (Studi Kasus terhadap EXO-L). (Skripsi). Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Nuranisa, C. (2015). Pembentukan Identitas Penggemar Melalui Media Baru (Studi Pada Remaja Penggemar Boyband K-Pop 2PM). CommLine, 6(2), 177–196. https://jurnal.uai.ac.id/index.php/commline/article/view/612

Purba, R., & Solekhah, N. (2019). Kesetiakawanan Fans K-Pop di Era Digital. 43(2), 187-194. Diakses melalui http://ejournal.kemensos.go.id/index.php/mediainformasi/article/view/2149

Septria, Dinda. (27 Februari 2020). "Apakah fandom Seventeen Carat benar-benar terbaik dan paling damai? Bagaimana mereka bisa sedamai itu?". Diakses dari (https://id.quora.com/Apakah-fandom-Seventeen-Carat-benar-benar-terbaik-dan-paling-damai-Bagaimana-mereka-bisa-sedamai-itu). Diakses pada Januari 2022.

Soekanto, S. & Lestarini, R. (1988). Fungsionalisme dan Teori Konflik dalam Perkembangan Sosiologi. Jakarta: Sinar Grafika

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tinaliga, Brittany. (2018). “At War for OPPA and Identity”: Competitive Performativity among Korean-Pop Fandoms”. Dalam Master's Projects and Capstones. (hlm.768). University of San Francisco. Diakses melalui https://repository.usfca.edu/capstone/768

Vika, Azkiya. (26 Juli 2022). Survei: 88,3% Fandom K-Pop Gunakan Instagram untuk Saling Berinteraksi. Diakses dari (https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/26/survei-883-fandom-k-pop-gunakan-instagram-untuk-saling-berinteraksi). Diakses pada Juli 2022




DOI: https://doi.org/10.17509/sosietas.v14i2.73418

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi

Creative Commons License

This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License