Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Keagamaan: Relasi Kuasa Kyai Terhadap Santri Perempuan di Pesantren

Bz. Fitri Pebriaisyah, Wilodati Wilodati, Siti Komariah

Abstract


Paper ini membahas mengenai praktik kekerasan seksual yang dilakukan oleh pemuka agama (kyai) terhadap santri perempuan di pesantren. Dengan metode penelitian literatur review, peneliti membedah bagaimana pola yang seringkali dilakukan oleh kyai dalam melakukan kekerasan seksual, bagaimana dampak, serta bagaimana upaya preventif yang dapat dilakukan. Hasil dari penelitian ini terdapat dua pola secara umum yang digunakan oleh kyai sebagai alat untuk melakukan kekerasan seksual di pesantren. Adapun dampak yang dialami ialah menderita secara fisik, psikis, teologis, dan secara sosiologis. Oleh karena itu, diperlukan program pengarusutamaan gender (gender mainstreaming)  untuk mewujudkan pesantren yang peka dan responsif gender melalui pendidikan seksual yang diintegrasikan ke dalam kurikulum pesantren sebagai upaya preventif terjadinya kekerasan seksual di pesantren.


Full Text:

PDF

References


Chowdhury, R., Winder, B., Blagden, N., & Mulla, F. (2022). “I thought in order to get to God I had to win their approval”: a qualitative analysis of the experiences of Muslim victims abused by religious authority figures. Journal of Sexual Aggression, 28(2), 196-217.

Denney, A. S., & Tewksbury, R. (2013). How to write a literature review. Journal of Criminal Justice Education, 2(4), 218-234.

Dressing, Dölling, Hermann, Kruse, Schmitt, Bannenberg, . . . Salize. (2021). Child sexual abuse by Catholic priests, deacons, and male members of religious orders in the authority of the German bishops’ conference 1946–2014. Journal of Sexual Abuse, 33(3), 274-294.

Fauziah, S., & Rohman, M. (2012). Pendidikan seks dalam tradisi lembaga pendidikan Islam tradisional (telaah di Pesantren Salafi Bani Syafi’i Cilegon Banten). El-Hikam, 5(1), 1-28.

Fogler, J. M., Shipherd, J. C., Rowe, E., Jensen, J., & Clarke, S. (2008). A theoretical foundation for understanding clergy-perpetrated sexual abuse. Journal of Child Sexual Abuse, 17(3-4), 301-328.

Katzenstein, D., & Fontes, L. A. (2017). Twice silenced: The underreporting of child sexual abuse in Orthodox Jewish communities. Journal of Child Sexual Abuse, 26(6), 752-767.

Mukti, A. (2016). Pendidikan seks untuk anak usia dini perspektif Islam. Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender, 12(2), 89-98.

Rashid, F., & Barron, I. (2019). Why the focus of clerical child sexual abuse has largely remained on the Catholic church amongst other non-Catholic Christian denominations and religions. Journal of Child Sexual Abuse, 28(5), 564-585.

Rofiah, A. (2016). Gender mainstreaming dalam kebijakan pendidikan Islam tahun 2010-2014. Islamica: Jurnal Studi Keislaman, 11(1), 56-85.

Sa'dan, M. (2018). Pengarusutamaan gender dalam pendidikan pesantren: kajian feminisme Islam. Jurnal Harkat: Media Komunikasi Gender, 14(2) 97-109.

Setiawan, E. (2012). Eksistensi budaya patron klien dalam pesantren: studi hubungan antara kyai dan santri. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 13(2), 137-152.

Sumaryati, S. (2018). Keadilan gender dalam pendidikan Islam di Pondok Pesantren. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(2), 211-226.

Wolfe, D. A., Francis, K. J., & Straatman, A. L. (2006). Child abuse in religiously-affiliated institutions: Long-term impact on men's mental health. Child Abuse & Neglect, 30(2), 205-212.




DOI: https://doi.org/10.17509/sosietas.v12i1.48063

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 SOSIETAS

Creative Commons License

This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License