HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF TINGKAT TINGGI PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH
Abstract
Abstrak
Paradigma pendidikan abad ke-21 mendorong manusia untuk terus belajar salah satunya lewat pendidikan terbuka. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dunia pendidikan yang ikut mengadopsi perkembangan itu, mulai membuka pendidikan jarak jauh baik di jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. Program Paket C Dalam Jaringan merupakan pendidikan non formal yang memberikan kesempatan bagi seseorang untuk melakukan penyetaraan pendidikan di tingkat SMA. Keberhasilan pendidikan jarak jauh dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terus diteliti, salah satunya Adversity Quotient (AQ). AQ merupakan sebuah konsep kecerdasan yang mengukur respon seseorang dalam menghadapi kesulitan dan rintingan dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Sebelumnya, AQ telah diteliti kaitannya dengan pembelajaran konvensional dan memiliki hubungan yang tidak konsisten. Untuk mengetahui hubungan AQ dengan kemampuan kognitif tingkat tinggi pada pendidikan jarak jauh, penelitian dengan metode kuantitatif dilakukan. Penelitian ini melibatkan 12 orang siswa di Kelas Melati dengan pengambilan whole sample. Siswa diminta mengsisi skala sikap tentang AQ di pendidikan jarak jauh serta mengisi tes Bahasa Indonesia yang terdiri dari soal C4-C6. Data dianlisis menggunakan statistika non parametik Kendall Tau dan memperoleh nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,746 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara AQ dengan kemampuan kognitif tingkat tinggi pada pendidikan jarak jauh.
Abstract
The paradigm of 21th century education motivate people to keep learning for life-long time by using information and communication technology which is defined as distance education. Paket C online program is one of the non-formal education in Indonesia that provide equality educational standard of high school. One of the factors that affect learning achievement at distance learning is Adversity Quotient (AQ). AQ is a concept of quotient that measure someone’s responds when facing hardship and obstacle in order to fulfill their objectives. In advance, AQ has been researched about its correlation with conventional learning. The researches indicate that AQ has inconsistence correlation with learning. To know the relationship between AQ and High Order Thinking Skills (HOTS) competencies at distance education, a quantitative research is conducted. This research involved 12 students at PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat by whole sampling. Students were asked to fill out a questionnaire about AQ in distance education and to do a test consists of C4-C6 questions of Indonesian Language subject. The obtained data were analyzed with non-parametric statistic which is Kendall Tau and get 0.746 for its sig. (2 tailed). So that, this research indicates that there is no relationship between AQ and HOTS.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arstity, H. (2012). Hubungan antara adversity quotient dan kematangan karir dengan prestasi akademik mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Tesis) Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah.
Ergul, H. (2004). Relationship between student characteristics and academic achievement in distance education and application on students of Anadolu University. Turkish Online Journal of Distance Education, 5(2).
Furqon. (2014). Statistika terapan untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Hasanah, H. (2010) Hubungan antara adversity quotient dengan prestasi belajar siswa smun 12 jakarta timur. (Skirpsi). Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Huda, T. N., & Mulyana, A. (2017). Pengaruh adversity quotient terhadap prestasi akademik mahasiswa angkatan 2013 fakultas psikologi UIN SGD Bandung. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(1), 115-132.
Johan, R.C. (2019). Literasi Informasi. Bandung: UPI Press.
Karimah, R., & Fuad, Y. (2018). Students’higher-order thinking skills in solving geometry problem based on adversity quotient. MATHEdunesa, 7(2), 225-231.
Kassim, Z., & Ahmad, A. R. (2010). E-pembelajaran: Evolusi internet dalam pembelajaran sepanjang hayat. In proceedings of Regional Conference on Knowledge Integration in ICT (Vol. 210).
Kaufman, K. J. (2013). 21 ways to 21st century skills: why students need them and ideas for practical implementation. Kappa Delta Pi Record, 49(2), 78-83.
Lim, R. F., Hsiung, B. C., & Hales, D. J. (2006). Lifelong learning: skills and online resources. Academic Psychiatry, 30(6), 540-547.
Shohib, M. (2013). Adversity quotient dengan minat entrepreneurship. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 32-39.32-39.
Stoltz, P.G.. (2000). Adversity quotient: mengubah hambatan menjadi peluang. Jakarta: PT Grasindo
Suryabrata, S. (2010). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Tjunjing, S. (2001). Hubungan antara IQ, EQ, dan AQ dengan prestasi studi pada siswa SMU. Anima Indonesian Psycological Journal. 17(01), hlm. 69-92.
Utami, B. A., & Hawadi, A. R. (2008). Kontribusi adversity quotient terhadap prestasi belajar siswa SMU program percepatan belajar di Jakarta. Jurnal Keberbakatan & Kreativitas, 2(02), 78-89.
Warsita, B. (2011). Pendidikan jarak jauh, perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi diklat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wojciechowski, A., & Palmer, L. B. (2005). Individual student characteristics: Can any be predictors of success in online classes. Online journal of distance learning administration, 8(2), 13.
DOI: https://doi.org/10.17509/pdgia.v18i1.29308
Refbacks
- There are currently no refbacks.
INDEXED BY
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License