Teater Antara Kreative, Dinamika Kelompok, Kematangan Psikologis, Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar
Abstract
ABSTRAK
Teater dapat dipandang dalam berbagai dimensi. Dimensi pertama adalah bahwa teater merupakan wujud kreativitas para pelakunya. Dalam pembentukan proses kreatif tersebut teater mencerminkan dinamika kelompok para pelakunya. Lebih jauh teater dapat pula dikatakan sebagai wadah pengembangan kematangan psikologis. Sejalan dengan hal di atas, teater merupakan materi pembelajaran di sekolah karena dinggap memilki banyak muatan posotif di dalamnya. Teater dalam pembelajaran membuat sebuah kontribusi yang penting terhadap perkembangan anak. Teater menyangkut bahasa, persepsi, perkembangan konsep, pengetahuan estetik dan pada akhirnya keseluruhan barisan pengalaman itu sendiri. Teater lebih jauh merupakan seni bahasa dan kemampuan berkomunikasi yang dapat digabungkan dalam beberapa cara yang menyenangkan dan untuk tujuan yang bervariasi dimulai dari mempertinggi perkembangan bahasa dan kosa kata sampai kepada kemampuan pemahaman menggunakannya dan membaca kritis.
Kata Kunci : Teater, Kreativitas. Dinamika Kelompok, Psikologis, dan Pembelajaran
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
DAFTAR PUSTAKA
Chapman. (1984). Young Playwrigh. Portsmouth: Heinemann
Christie (1990). Dramatic Play: a Context for Meaningfull Enggagment. Boston: Allyn and Bacon.
Cox (1999). Teaching Language Arts. Boston: Allyn and Bacon.
Crombach, L.J. (1980). Education Psychology. New York: Harcourt, Brace and Company.
Endraswara, S. (2003). Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Kota Kembang.
Galda (1984). Narrative Competence: Play, storytelling and Story Comprehension. Norwood: Ablex.
Harymawan. (1985). Drama Turgi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Hasanudin, W.S. (1995). Drama: Karya dalam Dunia Dimensi. Bandung: Angkasa.
Heathcore (1981) Drama as Education in Mc Caslim (ed.) Children and Drama. New York: Longman.
Heinig (1992) Improvisations with Favorite Tales: Integrating Drama into the Reading/Writing Classroom. Portsmounth: Heinemann. Hoyt (1992). Many Ways of Knowing, Using Drama, Oral Interaction, and the VisualArt to Enhance Reading Comprehension. Portsmounth: Heinemann.
Munir, B. (2001). Dinamika Kelompok. Universitas Sriwijaya.
Pai, Y. (1991). Cultural Foundation of Education. New York: Maxwell Macmillan.
Putnam (1991). Dramatizing Non-fiction with Emerging Readers. Ontario: Pippin.
Ramadhy, S. dan Permadi, D. (2001). Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa.
San Jose (1988). Story Drama in the Content Area. Boston: Allyn and Bacon
Siks (1983) Drama with Childern. New York: Haper&Row
Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung:Remaja Rosda Karya.
Supriadi, D. (2000). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung:Alfabeta.
Surya. (1999). Psikologi Perkembangan. Bandung: IKIP Bandung.
Travers, R.M.W. 1990. Essentials of Learning. New York: Macmillan Publishing.
Young & Vardell (1993) Weaving Reader’s Theater and Non-fiction to Curriculum.
Williamsport: Brodrat.
DOI: https://doi.org/10.17509/eh.v2i1.2758
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Kampus Cibiru 2016
EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar
Published in collaboration Program Studi PGSD UPI Kampus Cibiru
and
HDPGSDI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.