ANALISIS PENAMPANG RESISTIVITAS 2D METODE MAGNETOTELLURIK DAN AUDIO-MAGNETOTELLURIK UNTUK MENGETAHUI SISTEM PETROLEUM PADA CEKUNGAN SINGKAWANG
Abstract
Indonesia memiliki cadangan minyak bumi potensial yang cukup banyak, salah satunya terdapat pada Pulau Kalimantan. Pada bagain barat pulau ini memiliki cekungan besar, yakni Cekungan Melawi dan Cekungan Ketungau. Kedua cekungan ini diperkirakan berumur pra-tersier. Tetapi, kedua cekungan ini tidak memiliki potensi ekonomis untuk migas konvensional, dan diperkirakan ada satu cekungan lain yang beumur sama dengan kedua cekungan ini. Cekungan ini dikenal sebagai Cekungan Singkawang. Cekungan ini diperkirakan memiliki sistem petroleum yang tersusun dari formasi Batupasir Kayan, Formasi Pendawan, Formasi Brandung, Kelompok Bengkayang serta Formasi Seminis. Untuk menganalisis struktur ini, digunakan metode magnetotellurik dan audio-magnetotellurik yang memanfaatkan medan elektomagnetik alam. Data yang diperoleh dari kedua metode ini masing-masing terdiri dari 14 titik dengan 2 lintasan. Lintasan pertama terdiri dari 10 stasiun pengukuran dan lintasan kedua dengan 5 titik pengukuran. Data ini merupakan data yang didapatkan dari rentang frekuensi 320 – 0,00034 Hz untuk metode magnetotellurik dan 3,3 – 10400 Hz untuk metode audio-magnetotellurik. Berdasarkan kedua metode ini, diperoleh lapisan dengan nilai resistivitas dengan rentang 4 – 54 Ωm yang diperkirakan sebagai Kelompok Bengakayang yang berpotensi sebagai batuan sumber (source rock). Sedangkan lapisan dengan nilai resistivitas 119 – 437 Ωm diperkirakan sebagai Vulkanik Raya dan 1611 – 3532 Ωm sebagai Granodiorit Mensibau. Kedua formasi ini diperkirakan sebagai batuan reservoir (reservoir rock), meskipun untuk penentuan jenis batuan ini sebagai batuan reservoir harus diteliti lebih lanjut lagi.
Indonesia has lot of potential of reserved crude oil, one of the region has a lot reserved is Borneo Island. In this island, there are two huge basin located in the west, there are Melawi Basin and Ketungau Basin. Both of the basin approximately pre-tertiary aged. But both of the basin has not economic potential for conventional oil and gas, and probably there is other basin that has similar age with these basin. The name of the basin is Singkawang Basin. This basin predicted has petroleum system consists of Batupasir Kayan, Formasi Pedawan, Formasi Brandung, Kelompok Bengkayang, and Formasi Seminis. Magnetotelluric and audio-magnetotelluric method use to analyze this system. These method using natural electromagnetic field. Data obtained from this measurement consists of 14 measuring station with 2 line. First line consist 10 measuring station and second one consist 5 measuring station. This data also obtained from frequency range 320 – 0,00034 Hz for magnetotelluric method and 3,3 - 10400 Hz for audio-magnetotelluric method. Based these result, show that structure with resistivity value beetwen 4 – 54 Ωm predicted as Kelompok Bengkayang potentially to be source rock, while the layer with resistivity 19 – 437 Ωm predicted as Vulkanik Raya and 1611 – 3532 Ωm predicted as Granodiorit Mensibau. Both of the formation potentially as reservoir rock, although to determine the information of this formation as reservoir rock must be researched further.
Keywords: Petroleum system; Singkawang Basin; Magnetotellurics; and Audio-magnetotellurics
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Sekretariat Jendral Dewan energi Nasional. (2016). Outlook Energi Indonesia 2016. Jakarta: Dewan Energi Nasional.
Doust, H., Noble, R. A. (2008). Petroleum systems of Indonesia. Marine and Petroleum Geology, 25: 103-129.
Santy, L. D., Panggabean, H. (2013). The Potential of Ketungau and Silat Shales in Ketungau and Melawi Basins, West Kalimantan: For Oil Shale and Shale Gas Exploration. Indonesian Journal of Geology, 8(1): 39-53
Unsworth, M. (2005). New Developments in Conventional Hydrocarbon Exploration With Electromagnetic Methods. CSEG RECORDER: 34-38.
Simpson, F., Bahr, K. (2005). Practical Magnetotelluris. Cambridge: Cambrdige University Press.
Sidharta, R.R., Yatini (2018). Identifikasi Keberadaan Organic Shale Berdasarkan Analisis Data Magnetotellurik Pada Cekungan Kutai. Wahana Fisika, 3(1): 19 – 30.
Rodi, W., Mackie, R. L. (2001). Nonlinear conjugate gradients algorithm for 2-D magnetotelluric inversion. Geophysics, 66(1): 174-187.
Borradaile, G. (2014). Understanding Geology Through Maps. Amsterdam: Elsevier.
Supriatna, S., Margono, U., Sutrisno, Keyser, F. d., & Langford, R. (1993). Peta Geologi Lembar Sanggau. Bandung: Pusat Penilitian dan Pengembangan Geologi.
Ginger, D., Fielding, K. (2005). The Petroleum Systems and Future Potential Of The South Sumatera Basin. Proceeings, Indonesia Petroleum Association thirtieth Annual Convention & Exhibition, 30(1): 67-89.
DOI: https://doi.org/10.17509/wafi.v4i2.21869
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Wahana Fisika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Wahana Fisika e-ISSN : 2549-1989 (SK no. 0005.25491989/JI.3.1/SK.ISSN/2017.02 ) published by Physics Program , Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.Setiabudhi 229 Bandung. The journal is indexed by DOAJ (Directory of Open Access Journal) SINTA and Google Scholar. Contact: Here
Lisensi : Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.