SEJARAH DAN BUDAYA SEBAGAI PEMBENTUK GENIUS LOCI DI DESA KEMIREN, BANYUWANGI
Abstract
Suatu desa yang terbentuk dari sejarah sejak zaman dahulu memiliki kebudayaan yang khas. Karakter dari desa tersebut dipengaruhi oleh budaya yang diwariskan turun temurun. Karena adanya latar belakang sejarah dan budaya yang kuat, penelitian ini mengkaji bagaimana warga membentuk wadah interaksi sosial di Desa Kemiren, Banyuwangi. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan fenomologi arsitektur, dimana warga menggunakan ruang-ruang di desa tersebut sebagai tempat berdialog. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kegiatan kebudayaan yaitu upacara adat mempengaruhi penggunaan ruang oleh penduduk desa. Dari tiga upacara adat yaitu: kunjungan ke makam, Barong Ider Bumi, dan Tumpeng Sewu, dapat ditemukan bahwa setiap pelaksaan upacara tersebut mewadahi interaksi sosial dan juga menghidupkan ruang-ruang di desa tersebut. Ruang-ruang seperti jalan raya, tepian jalan, halaman rumah, dan juga dapur menjadi tempat terjadinya interaksi sosial. Kaitan antara upacara adat, kebudayaan, dan ruang-ruang yang mewadahinya membentuk suatu karakter yang unik. Setelah dianalisis, ditemukan bahwa kepercayaan penduduk akan penjaga desa menjadi ruh yang membuat budaya dan upacara adat tersebut bertahan hingga sekarang.
Full Text:
PDFReferences
Abdalla, Ulil Abshar. (2002). Serat Centhini, Sinkretisme Islam, dan Dunia Orang Jawa dalam Bentara esei-esei. Jakarta: Buku Kompas.
Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitave, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publication, Inc.
Crysler, Greig. (2000). Journal Traditional Dwelling and Settlement Research. IASTE: Vol XI No II, Spring.
Desa Kemiren. (2020). Desa Kemiren website. From https://kemiren.com/
Ekomadyo, Agus S. (2012). Menulusuri Genius Loci Pasar Tradisional sebagai Ruang Sosial Urban di Nusantara. San121212 Ref No: A.2.5.
Karmadi, A. D. (2007). Budaya Lokal Sebagai Warisan Budaya dan Upaya Pelestariannya. Semarang: Makalah Dialog Budaya Daerah Jawa Tengah.
Kuswarno, Engkus. (2009). Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi: Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran.
Lekkerkerker, C.(1923). Blambangan, Indische Gids I. Bataviash.
Liliweri. (2002). Budaya dalam Komunikasi Antara Budaya. Makalah Yogyakarta: PT. LKIS Pelangi Angkasa.
Linton, Ralph. (1945). The Cultural Background of Personality. New York: D. Appleton Century Co.
Mules, Warwick. (2000). Virtual Culture, Time and Images: Beyond Representation. M/C Journal 3(2). https://doi.org/10.5204/mcj
Norberg-Schulz, Christian. (1980). Genius Loci: towards a phenomenology of architecture. London: Academy Editions.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. (2020). Pemerintah Kabupaten Banyuwangi website. From https://banyuwangikab.go.id/
Seamon, David. (2012). Environmental & Architectural Phenomenology. Kansas State University: Architecture Department.
Tamariska, Stirena. (2017). ‘Place-making’ Ruang Interaksi Sosial Kampung Kota Studio Kasus: Koridor Jalan Tubagus Ismail Bawah, Bandung.
Santri, T., Aditra, R., & Ekomadyo, A. (2019). Genius Loci Kampung Areng di Lembang. Universitas Langlangbuana: Jurnal Tiarse.
Sulistiyani. (2010). Ritual Ider Bumi di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Mudra: ISSN 085-3461
Suprijanto, Iwan. (2002). Rumah Tradisional Osing: Konsep Ruang dan Bentuk. Universitas Kristen Petra: Dimensi.
Syaiful, dkk. (2015). Jagat Osing: Seni, Tradisi, dan Kearifan Lokal Osing. Desa Kemiren: Lembaga Masyarakat Adat Osing.
Wessing, Robert. (2013). The Osing Agricultural Spirit-Medium. Moussons No. 22, 111-124. doi: 10.4000/moussons.2406
DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v5i1.40111
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Yolanda Virgin Regina
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.