UNGKAPAN BENTUK DAN MAKNA FILOSOFI DALAM KAIDAH ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MINANGKABAU, PADANG, INDONESIA
Abstract
Abstract: Islamic architecture appears not only as mere ornament, but is a media that plays an important role that has its own charm for every visitor/user, because a good design must respond to geography, location, climate, size, culture and others. The dome-shaped mosque building has thrived in the Islamic world and has become a symbol of expression of the structure and identity of a mosque. However, in the last two decades, many mosques without domes have appeared in Indonesia. Mosques with modern geometric elements are increasingly standing majestically in several areas in Indonesia. Some architects began to eliminate the dome element in the mosque, but still displayed Islamic values. One of the mosques without a dome is the Great Mosque of West Sumatra. The design is a square building that instead of a dome but instead forms a gonjong. The design of the Great Mosque of West Sumatra was criticized by several figures in West Sumatra, who said that the design of the mosque was unusual because it did not have a dome due to some literature stating that one part of the mosque was a 'dome'. news about the existence of a mosque ornament which is claimed to be a form of motif commonly used by Jews (Pentagram). The purpose of the study was to identify the design idea of the Roof of the Great Mosque of West Sumatra which describes the shape of the stretch of cloth used to carry the Hajar Aswad stone, the concept of three symbols: the springs (the elements of nature), the crescent moon and the Gadang House. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study indicate that the value and meaning of the architectural design philosophy of the roof of the Great Mosque of West Sumatra, which is represented by the architect in its design concept, has a lot of compatibility with the mosque building that has been designed. The concept is very clearly visible so that even ordinary people are very easy to understand.
Keywords: Mosque Roof, Bagonjong Roof, Representation
Abstrak: Arsitektur Islam muncul bukan hanya sebatas ornamen semata tetapi merupakan media yang berperan penting yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjungnya/pemakainya, karena sebuah desain yg baik harus merespon geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dan lain-lain. Bangunan Masjid berbentuk kubah telah tumbuh subur dalam dunia Islam dan menjadi sebuah simbol ekspresi struktur dan identitas dari sebuah masjid. Namun dua dekade terakhir ini di Indonesia mulai banyak bermunculan bangunan masjid tanpa kubah. Masjid dengan unsur-unsur geomotrik modern semakin banyak berdiri dengan megah di beberapa wilayah di Indonesia. Beberapa arsitek mulai menghilangkan unsur kubah pada masjid, namun tetap menampilkan nilai-nilai Islami. Salah satu masjid tanpa kubah tersebut adalah Masjid Raya Sumatera Barat. Rancangannya berupa bangunan persegi yang alih-alih berkubah tapi justru membentuk gonjong. Hasil rancangan Masjid Raya Sumatera Barat pernah dikritik oleh beberapa tokoh di Sumatera Barat, yang menyebutkan rancangan masjid tidak lazim lantaran tidak memiliki kubah karena adanya beberapa literatur yang menyatakan bahwa salah satu bagian dari masjid itu adalah ‘kubah’, bahkan ada beberapa keraguan tersebut yang berhembus kabar tentang adanya bentuk ornament masjid yang diklaim sebagai bentuk motif yang biasa dipakai orang Yahudi (Pentagram). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi gagasan desain Atap Masjid Raya Sumatera Barat yang menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad, konsep dari tiga simbol: sumber mata air (the springs: unsur alam), bulan sabit dan Rumah Gadang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai dan makna filosofi desain arsitektur atap masjid Raya Sumatera Barat yang direpresentasikan oleh arsitek dalam konsep desainnya, terdapat banyak kesesuaian dengan bangunan masjid yang sudah dirancangnya. Konsep tersebut sangat nampak jelas terlihat sehingga orang awam pun sangat mudah untuk memahaminya.
Kata Kunci: Atap Masjid, Atap Bagonjong, RepresentasiFull Text:
PDFReferences
Ahimsa-Putra, H. S. (2015). Seni Tradisi, Jatidiri dan Strategi Kebudayaan. Jurnal IImu Sosial Mamangan, 2(1), 2–16. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/102527-ID-paradoksial-gaya- sosial-global-kajian-bu.pdf
Anthony A. (1990), Poetics of Architecture, Theory of Design, New York : Van Nostrand Reinhold.
Bahari, M. N. (2020). THERMAL COMFORT INVESTIGATION ON HOLY MOSQUE Case Study : Lautze 2 Mosque Bandung. Journal of Architectural Researh and Education, 2(1), 82–89. https://doi.org/10.17509/jare.v2i1.24105
Daud, W. M. N. W. (2014) “Jurnal Pemikiran Islam”, Center for Advanced Studies on Islam, Science and Civilization, University Teknologi Malaysia.
Farida, U. (2015). Islamisasi di Demak Abad XV M : Kolaborasi Dinamis Ulama-Umara dalam Dakwah Islam di Demak. At-Tabsyir: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 3(2), 299–318. Retrieved from journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/.../1485
Fu’ad Abdul Baqi, Muhammad. 2017. Buku Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim. Insan Kamil.
Habraken, N. J. (1976). Proses Transformasi. Retrieved from https://jlbi.iplbi.or.id/wp-content/ uploads/2012/07/V1N1-p051-p062-Aplikasi-Metoda-N.J.-Habraken-pada-Studi-Transformasi- Permukiman-Tradisional.pdf
Handinoto. Hartono, S. (2003). Pengaruh Pertukangan Cina Pada Bangunan Masjid Kuno di Jawa Abad 15- 16. Jurnal Arsitektur : Dimensi, 16(1), 23–40. Retrieved from https://www.scribd.com/doc/14471024/Sejarah-Masjid-Di-Indonesia
Hidjaz, T. (2018a), “ Lombok, Negeri Beribu Mesjid”, ISBN 978-602-98903-5-8, Jurusan Desain Interior, Institut Teknologi Nasional, Bandung.
Hidjaz, T. (2018b). ARSITEKTUR MESJID SEBAGAI ADAPTASI DAN ORIENTASI RUANG. Jurnal Arsitektur Zonasi, 1(1), 1–15.
Hidjaz, T. (2011), “ Interaksi Psiko-Sosial di Ruang Interior”, ISBN 978-602-98903-1-0, Jurusan Desain Interior, Institut Teknologi Nasional, Bandung
Imamuddin, Abu H. (1985) Exploring Architecture Islamic Cultures 2, Regionalism In Architecture : Proceeding of the Regional Seminar in the series Exploring Architecture in Islamic Institute of Architects Bangladesh, Held in Dhaka, Bangladesh, Concept Media Ptc.Ltd, Singapore.
Iskandar (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press Khol,
Lulu Lukyani, 2021. Ilmuwan Ungkap Penyebab Air Zamzam Tak Pernah Kering Selama 40 Abad.
Marwoto, Soetomo, S., Setioko, B., & Musaddun. (2018). 'Ngalab Berkah’ Pada Ruang Ritual Tradisi Dan Religi Masjid Agung Demak. Jurnal Arsitektur ZONASI, 1(2), 87–95. https://doi.org/10.17509/jaz.v1i2.12394
Moleong, J. L. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mortada, Hisham. (2003) Traditional Islamic Principles of Built Environment, Taylor & Francis e-library, New York.
Muchlishon Rochmat, 2020, Sirah Nabawiyah: Renovasi Ka’bah pada Masa Nabi Muhammad.
M Zaid Wahyudi, 2012.Bulan Sabit, Antara Sains dan Simbol.
Narhadi, J. S. (2019). Kajian Bentuk, Fasad, Dan Ruang Dalam Pada Masjid Cheng Ho Palembang. Jurnal Arsitektur ZONASI, 2(3), 183. https://doi.org/10.17509/jaz.v2i3.19261
Permana, A. Y., Susanti, I., dan Wijaya, K. (2018). The Transformation of Gegerkalong Girang Area, Bandung City: amid Educative and Religious Areas. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 213(1), 012022. https://doi.org/10.1088/1755-1315/213/1/012022
Prijotomo, J. (2009). Ruang Arsitektur di Arsitektur Nusantara; Rong dan bukan-rong. In RUANG di Arsitektur Jawa, sebuah wacana (pp. 1–17). Wastu Lanas Grafika.
Puspitasari, P., Djunaedi, S. A., dan Ahimsa Putra, H.-S. (2012). Ritual and Space Structure: Pilgrimage and Space Use in Historical Urban Kampung Context of Luar Batang (Jakarta, Indonesia). Procedia - Social and Behavioral Sciences, 36(June 2011), 350–360. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.03.039
Rochym, abdul. (1995). Mesjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesia. Bandung: Offset Angkasa.
Rony. 2013. Ikonografi Arsitektur dan Interior
Rony, Aswil, dkk. 1999. Alat Ibadah Muslim Koleksi Museum Adhityawarma. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseiman Sumatera Barat.
Sedyawati, E. (2007), “Keindonesiaan dalam Budaya”, Penerbit Wedatama Widya Sastra, Jakarta.
Susanti, I., Permana, A. Y., Pratiwi, W. D., dan Widiastuti, I. (2020). Territorial space: Structural changes in a religious tourism area (The case of Kampung Mahmud in Bandung,West Java, Indonesia). IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 447(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/447/1/012031
Susanti, I. S., Komala Dewi, N. I., dan Permana, A. Y. (2018). Tatanan Teritorial dalam Proses Transformasi Hunian. Jurnal Arsitektur ZONASI, 1(1), 27. https://doi.org/10.17509/jaz.v1i1.11542
Situmorang, Oloan. (1988). Seni Rupa Islam: Pertumbuhan & perkembangannya. Bandung: Angkasa.
Toni Ardiansyah, (1996) Mata Air: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Pengelolaan.
Vidiyanti, C., Siswanto, R., & Ramadhan, F. (2020). Pengaruh bukaan terhadap pencahayaan alami dan penghawaan alami pada masjid al ahdhar bekasi. Jurnal Arsitektur Zonasi, 3(1), 20–33.
Wijaya, K., dan Permana, A. Y. (2020). Settlement Pattern of the Village of Dayeuh Luhur, Sumedang. Journal of Architectural Research and Education, 2(1), 55. https://doi.org/10.17509/jare.v2i1.24292
Yusra, Abrar (2006). Wartawan Berintegritas Bung Nasrul Siddik. Teras. hlm. 291–294.
DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v4i2.32964
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Cecep Supriatna
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.