REVITALISASI KAWASAN CAGAR BUDAYA DENGAN PENDEKATAN PARIWISATA BERKELANJUTAN, STUDI KASUS: BENTENG TINDOI, KAB. WAKATOBI
Abstract
Benteng Tindoi terus terancam keberadaannya karna tidak didukung kesadaran masyarakat untuk melestarikan keunikan situs cagar budaya ini. Benteng Tindoi seharusnya menjadi aset berharga bagi pemerintah jika dikelola secara serius. Tujuan penelitian ini adalah merevitalisasi situs cagar budaya dengan memberikan vitalitas baru melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan. Penelitian menggunakan kombinasi strategi interpretative historical, untuk mengetahui bentuk asli benteng melalui observasi dan wawancara mandalam. Kemudian strategi kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk memahami potensi wisata dan karakter sosial budaya masyarakat. Hasil penelitian ini adalah rumusan kriteria dan konsep revitalisasi mencakup pemugaran fisik benteng, penataan pariwisata berbasis pelestarian lingkungan, penataan pusat ekonomi kreatif, penataan area aktivitas sosial-budaya yang menunjang kegiatan atraksi kearifan lokal.
=========================================================
Fort-Tindoi existence continues to be threatened because it is not supported by public awareness to preserve the uniqueness of this cultural heritage site. Fort Tindoi should be a valuable asset for the government if it is managed seriously. The purpose of this research is to revitalize cultural heritage sites by providing new vitality through a sustainable tourism approach. This research uses a combination of historical interpretative strategies, to determine the original form of the fort through observation and interviews. Then a qualitative strategy with a descriptive approach to understanding tourism potential and the socio-cultural character of the community. The results of this research are the formulation of the criteria and concept of revitalization including the physical restoration of the fort, the arrangement of tourism based on environmental preservation, the arrangement of the creative economy center, the arrangement of the area of socio-cultural activities that support the activities of local wisdom attractions.
Full Text:
PDFReferences
Bramwell, B., Henry, I., Jackson, G. and van der Straaten, J. 1996b. A framework for understanding Sustainable tourism management. In Sustainable Tourism Management: Principles and Practice, ed. W. Bramwell, I. Henry, G. Jackson, A.G. Prat, G. Richards and J. van der Straaten, pp. 23-72. Tilburg, Netherlands: Tilburg University Press.
Budihardjo, Eko & Sidharta. 1989. Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta, Indonesia. Yogyakarta: UGM Press.
Butler, R.W. 1993. Tourism - an evolutionary perspective. In Tourism and Sustainable Development: Monitoring, Planning, Managing, ed. J.G. Nelson, R.W. Butler and G. Wall, pp. 27-44. Waterloo, Ontario: University of Waterloo (Department of Geography Publication 37).
Coccossis, H. 1996. Tourism and sustainability: Perspectives and implications. In Sustainable Tourism? European Experiences, ed. G.K. Priestley, J.A. Edwards and H. Coccossis, pp. 1-21. Wallingford, Oxford: CAB International.
Danisworo, M. (1996). Konsep untuk mewujudkan Keselarasan antara Pertumbuhan, Peremajaan, dan Konservasi dalam Pembangunan Kota. Bandung: Jurusan Arsitektur ITB.
Danisworo, M. (2002). Revitalisasi Kawasan Kota: Sebuah Catatan dalam Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota. Yogyakarta: Urdi Vol. 13.
Handoko, W. (2011). Revitalisasi Kawasan Benteng Kolonial di Wilayah Kepulauan Maluku sebagai Bagian Pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah (Sebuah Gagasan Konseptual). Kapata Arkeologi, 7(13), 1-19. https://doi.org/10.24832/kapata.v7i13.166
Martokusumo, Widjaja. 2008. Mendaur Ulang Kota Tambang Sawahlunto: Beberapa Catatan tentang Pendekatan Konservasi dalam Revitalisasi. Makalah dengan tema kajian Revitalisasi Kota Tambang Sawahlunto.
Pemerintah Kabupaten Wakatobi. Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, 2016. Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Wakatobi.
Safriah. 1993. Fungsi Peninggalan Sejarah Terhadap Pengembangan Pariwisata di Daerah Tingkat II Buton. Kendari: Dalam Jurnal Ngirusliati 2006.benteng pale’a di pulau kaledupa kabupaten wakatobi, Kendari
Shirvani, Hamid. 1985. Urban Design Process. Van Nostrand Reinhold: New York
Suwena, I Ketut dan Widyatmaja I.G.N, 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Bali: Udayana University Perss.
The Burra Charter for Conservation of Place of Cultural Significance.1981 ICOMOS NEWS, Australia Tiesdell, Steven et al.1996. Revitalizing Historic Urban Quarters, Architectural Press, Oxford.
Tiesdell, S., Heath, T., & Taner, Oc. (1996). Revitalizing Historic Urban Quarters. Routlege, London. Suwena, I Ketut. 2010. “Format Pariwisata Masa Depan” dalam Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global”. Denpasar. Penerbit: Udayana University Press.
UN World Tourism Organization, “Indicators of Sustainable Development for Tourism Destinations - A Guidebook”, Madrid, Spain, 2004.
Wall, G. 1996. Is ecotourism sustainable? Environmental Management 2(3-4): 207-16.
Yulita, et al. 2011. Model Pengelolaan Bangunan Cagar Budaya Berbasis Partisipasi Masyarakat Sebagai Upaya Pelestarian Warisan Budaya. Seri Kajian Ilmiah. Volume 14. Nomor 11
DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v4i3.32516
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jauhar . .
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.