Mitigasi Spasial terhadap Bencana Sosial di Permukiman Johar Baru, Jakarta Pusat
Abstract
Abstract: Sosial disasters is a disaster caused by event involving humans such as sosial conflicts between groups or between communities, and terror. Johar Baru Sub-District is famous as a sub-district with an average population density of 60.433person/km2. These conditions make it included as the most densely populated residential area in Southeast Asia. The population density in it’s settlements was exacerbated by riot action through brawls between youngsters/teenagers gank in Johar Baru Sub-District. This research try to explore and find the actual cause of the brawls that can occur with related studies to it’s surrounding densely urban residential environment. Several literatures were used such as (1) personal space and crowdings; (2)environmental stress, stress, and coping strategy; (3)sosial exclusion; and (4) Causes of Conflicts Theory. The Research is descriptive-qualitative with primary and secondary data analysis. Research shows that the conditions of spatial density in the Johar Baru Settlement is quite dense especially in the Kampung Rawa and Galur Village (Kelurahan). Examples of homes in slums area also indicate the cause of brawl can occur. Identification of hangouts and brawls also shows brawls as sosial disasters that need to be followed up. Spatial mitigation as a solution is carried out with the principle of mobile and flexible. The principle was formulated in the form of a mobile architecture and vertical garden as a solution of spatial utilization in the homes of residents who can reduce the intensity of brawls by presenting useful new activities.
Keywords: Population Density; Brawl; Spatial Mitigation
Abstrak: Bencana tidak hanya sebatas bencana alam, namun juga terdapat bencana yang disebabkan oleh manusia. Salah satu bencana yang disebabkan oleh manusia adalah bencana sosial. Bencana sosial adalah bencana yang disebabkan oleh peristiwa yang melibatkan manusia seperti konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan terror. Kecamatan Johar Baru terkenal sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 60.433Jiwa/Km2. Kondisi tersebut membuatnya termasuk sebagai wilayah permukiman terpadat se-Asia Tenggara. Kepadatan penduduk dalam permukimannya tersebut diperparah dengan terkenalnya Johar Baru sebagai wilayah Tawuran antar geng Remaja. Penelitian ini mencoba menggali penyebab tawuran tersebut dapat terjadi terkait dengan kondisi densitas spasial yang tinggi, disusul dengan memberi solusi mitigasi dalam bentuk mitigasi spasial berbasis ilmu arsitektur. Didalam menggali isu penelitian ini, terdapat beberapa literatur yang dipergunakan seperti (1) personal space & crowding; (2) tekanan lingkungan, stress dan coping strategy; (3)eksklusi sosial,; dan (4)teori penyebab konflik. Penelitian bersifat deskriptif-kualitatif dengan metode analisa data primer dan sekunder. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi densitas spasial di Permukiman Johar Baru cukup padat khususnya pada Kelurahan Kampung Rawa dan Galur. Contoh rumah tinggal pada kawasan kumuh juga mengindikasikan sebab dari tawuran dapat terjadi. Identifikasi titik-titik nongkrong serta tawuran juga memperlihatkan tawuran sebagai bencana sosial yang perlu untuk ditindaklanjuti. Mitigasi spasial sebagai solusi dilakukan dengan prinsip mobile dan fleksibel. Prinsip tersebut digubah dalam bentuk mobile architecture dan vertical garden sebagai solusi pemanfaatan spasial didalam lingkungan rumah warga yang dapat mengurangi itensitas tawuran dengan menghadirkan kegiatan baru bermanfaat
Kata Kunci: Kepadatan Penduduk; Tawuran; Mitigasi SpasialFull Text:
PDFReferences
Brown K., B. A. (2004). Health Benefits of Urban Agriculture Retrieved From Community Food Security Coalition.
Darmajanti, L., Wirutomo, P., Ery Seda, F., & Yasmine, D. (2012). Twuran, Kemiskinan, dan EKsklusi Sosial : Suatu Studi Kasus Mengenai Konflik Horizontal di Kecamatan Johar Baru, Kotamadya Jakarta Pusat. Depok: Hibah Riset: Utama UI (RU-UI).
Gulcinay, B., & Arzu, C. (2016). Ecological-Social-Economical Impacts of Vertical Gardens in the Sustainable City Model. YYU TAR BIL DERG, 26 (3), 430-438.
Haryadi, S. B. (2014). Arsitektur, Lingkungan, dan Perilaku. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Peck, S. C. (1999). Greenbacks from Green Roofs: Forging a New Industry in Canada, Final Report. Canadian Mortage and Housing Corperation.
Suryo, M. S. (2017). Analisa Kebutuhan Luas Minimal Pada Rumah Sederhana Tapak di Indonesia. Jurnal Permukiman Vol.12 No.2 November 2017, 116-123.
Yasmine, D. I. (2012). Anatomi Tawuran Antar Kelompok Pemuda. Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/04/25/18311031/polisi.babak.belur.saat.melerai.tawuran.di.johar.baru. (Akses 5 Desember 2018)
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/03/15152391/tawuran-di-johar-baru-polisi-tetapkan-10-warga-jadi-tersangka, (Akses 5 Desember 2018)
https://www.suara.com/news/2017/12/07/005213/stop-tawuran-kapolsek-johar-baru-sarankan-ini-ke-kampung-rawa, (Akses 5 Desember 2018)
DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v2i1.15062
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Jurnal Arsitektur ZONASI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.