Kesenian Tarling: Pertunjukan Hiburan, Pendidikan, Media Komunikasi 1966-2000

Santi Sartika, Agus Mulyana

Abstract


 

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan perkembangan kesenian di Kabupaten Cirebon pada tahun 1966-2000. Secara garis besar, masalah utama yang dikaji dalam artikel ini mengenai “bagaimana perkembangan fungsi kesenian tarling di Kabupaten Cirebon tahun 1966-2000. Untuk membahas permasalahan tersebut penulis melakukan kajian dengan menggunakan metode historis yang terdiri dari empat langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan kesimpulan bahwa ada tiga fungsi dalam pertunjukan kesenian tarling. Pertama tarling berfungsi sebagai media hiburan, kesenian tarling digunakan untuk hiburan melekan(menjaga semalam suntuk) menemani masyarakat yang membakar bata, pesta panen, dan acara hajatan. Sebagai media pendidikan terdapat suatu ajaran nilai dan moral dalam setiap drama dan lirik-lirik lagu tarling yang di pertunjukan. Sebagai media komunikasi yaitu dalam pertunjukan tarling seringkali dibawakan menggunakan bahasa daerah, sehingga kekuatan komunikasinya dapat menjangkau warga desa yang masih buta huruf. Hal tersebut dijadikan sebagai media komunikasi oleh pemerintah, untuk 

mengantarkan pesan-pesan pembangunan. Ketiga fungsi tersebut yang membuat kesenian tarling mempunyai keunikan tersendiri sebagai ciri khas dan jati diri masyarakat Cirebon sehingga harus tetap dilestarikan.

 

 


Keywords


Keterampilan Kerjasama, metode quick on the draw, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Full Text:

PDF

References


Cohen, M.I, & Effendi, P. (1999). The Incantation of semar smiles: a tarling musical drama by pepen effendi. Asian Theatre Journal, 16(2), hlm. 139-193.

Gottschalk, L. (2008). Mengerti sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Intan, D.R. (2018). Kesenian wayang wong di kabupaten cirebon pada era globalisasi tahun 1990-2006, (Skripsi). Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia.

Irianto, A. M. (2017). Kesenian tradisional sebagai sarana strategi kebudayaan di tengah determinasi teknologi komunikasi. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 12(1), 90. https://doi.org/10.14710/nusa.12.1.90-100

Ismaun. (2005). Pengantar belajar sejarah sebagai ilmu dan wahana pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Jaeni. (2018). Kajian seni pertunjukan dalam perspektif komunikasi seni. Bogor: PT. Penerbit IPB Press.

Jazuli, M. (2014). Manajemen seni pertunjukan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kasim, S. (2007). Tarling: migrasi bunyi dari gamelan ke gitang-suling. Indramayu: Kantor Kebudayaan dan Pariwisata.

Kurnia, dkk (2003). Deskripsi kesenian jawa barat. Bandung: Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat & Pusat Dinamika pembangunan UNPAD.

Nugroho, W. (2018). Konstruksi sosial revolusi hijau di era orde baru. Jurnal Sosial-Ekonomi dan Agribisnis, 12(1), 54–62. https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i01.p04%0Ahttps://ojs.unud.ac.id/index.php/soca

Roberts, K. G. (2007). Visual argument in intercultural contexts: perspectives on folk/traditional art. Argumentation and Advocacy, 43(3–4), 152–163. https://doi.org/10.1080/00028533.2007.11821671.

Rosala, dkk. (1999). Bunga rampai sampai tarian khas jawa barat. Bandung: Humaniora Utama.

Salim. (2015). Perkembangan dan eksistensi musik tarling crebon. Catharsis: Journal of Arts Education, 4(1), 65–70.

Sedyawati, E.(1981). Pertumbuhan seni pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soedarsono, R.M. (2003). Seni pertunjukan dari perspektif politik, sosial, dan ekonomi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sumardjo. J. (2000). Filfasat seni. Bandung: ITB.

Tjahyodiningrat, H., Kasmahidayat, Y., & Haryana, W. (2019). The cultural transformation of seni tarling in cirebon. Icade, (255), 132–135. https://doi.org/10.2991/icade-18.2019.30

Wawancara dengan Bapak Saptaji (51 tahun) sebagai adik dari Abdul Adjib seniman terkenal tarling dan seksi kesenian Dinas Kebudayaan Kabupaten. 7 Agustus 2020. Jalan Sunan Drajat No.9 Sumber, Kabupaten Cirebon.

Wawancara Ibu Uun Kurniasih (62 tahun) sebagai seniman dan istri dari seniman tarling Abdul Abjib. 7 Agustus 2020, Kedawung, Kabupaten Cirebon.

Wawancara dengan Bapak Supali Kasim (55 tahun) sebagai pemerhati budaya (budayawan) Indramayu dan Cirebon. 8 Agustus 2020. Indramayu.




DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v10i1.31629

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Santi Sartika