KONSTRUKSI PROGRAM STORYTELLING (Studi Kasus pada Komunitas Dongeng Bengkimut di Pustakalana Children's Library)
Abstract
Penelitian ini membahas mengenai program Storytelling di Pustakalana yang bekerjasama
dengan Komunitas Dongeng Bengkimut. Storytelling di Pustakalana memiliki keunikan yang
berbeda dari program pada umumnya, yaitu membuat kriya setelah storytelling berlangsung.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana konstruksi program storytelling di
Pustakalana Children's Library. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi
kasus. Partisipan dalam penelitian Informan yang terdiri dari Storyteller, Koordinator
Pustakalana, Orang Tua dan Ahli yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi telah dilakukan
dengan baik disetiap tahapannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya hubungan komunikasi
yang baik antara Pustakalana dan Bengkimut sehingga storytelling berjalan sesuai proses
storytelling. Para orang tua senang mengajak ke perpustakaan saat storytelling berlangsung,
karena berbagai manfaat yang dirasakan yaitu anak mau meminjam dan membaca buku di
perpustakaan, mengembangkan imajinasi, memperkenalkan cerita-cerita pada anak, dan
menjadi pelajaran untuk orang tua, bahwa storytelling dapat dilakukan sendiri dirumah.
Kata Kunci: Perpustakaan Anak, Mendongeng, Pendongeng, Pustakalana
dengan Komunitas Dongeng Bengkimut. Storytelling di Pustakalana memiliki keunikan yang
berbeda dari program pada umumnya, yaitu membuat kriya setelah storytelling berlangsung.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana konstruksi program storytelling di
Pustakalana Children's Library. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi
kasus. Partisipan dalam penelitian Informan yang terdiri dari Storyteller, Koordinator
Pustakalana, Orang Tua dan Ahli yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi telah dilakukan
dengan baik disetiap tahapannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya hubungan komunikasi
yang baik antara Pustakalana dan Bengkimut sehingga storytelling berjalan sesuai proses
storytelling. Para orang tua senang mengajak ke perpustakaan saat storytelling berlangsung,
karena berbagai manfaat yang dirasakan yaitu anak mau meminjam dan membaca buku di
perpustakaan, mengembangkan imajinasi, memperkenalkan cerita-cerita pada anak, dan
menjadi pelajaran untuk orang tua, bahwa storytelling dapat dilakukan sendiri dirumah.
Kata Kunci: Perpustakaan Anak, Mendongeng, Pendongeng, Pustakalana
Full Text:
PDFReferences
Agustina, S. (2016). Seri Biblioterapi
Pengasuhan, Terapi BerQisah
Melalui Buku: Seni Mengemas
Nasihat Menjadi Qisah yang
Menarik. Bandung: Restu Bumi
Kencana.
Agustina, S. (2017). Perpustakaan
Prasekolahku, Seru!. Bandung: Restu
Bumi Kencana.
Bunanta, M. (2005). Buku, Dongeng dan
Minat Membaca. Jakarta: Pustaka
Tangga
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian
Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara
Suherman. (2009). Perpustakaan Sebagai
Jantung Sekolah. Bandung: MQS
Publishing
Refbacks
- There are currently no refbacks.