ANALISIS KEMAMPUAN INKUIRI SISWA DI SEKOLAH DASAR
Abstract
Abstract: Abstract: This study aims to describe the ability of inquiry held by elementary school students at the time given inquiry-based activities. The method used is a qualitative descriptive conducted in one of the elementary schools in the city of Palembang, South Sumatra. The data collection is done by providing inquiry-based student activity sheet containing seven stages of activity. Sheets inquiry activities done by the students of Class I to Class IV Elementary School. Total student working inquiry activity sheet totaled 178 people. The results showed that there are five faculties of inquiry that arise and have a difference in every level of ability from Class I - Class VI. Fifth ability of inquiry that emerged is experiencing growth of the number of students who mastered at each level and the composition of each capability. Classically students at the level of Class I and Class II is not yet mastered the ability of inquiry.
Keywords: the ability of an inquiry, the elementary school students
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan inkuiri yang dikuasai siswa Sekolah Dasar pada saat diberikan kegiatan berbasis inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di salah satu Sekolah Dasar di kota Palembang, Sumatera Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan siswa lembar kegiatan berbasis inkuiri yang berisi tujuh tahapan kegiatan. Lembar kegiatan inkuiri dikerjakan oleh siswa Kelas I hingga Kelas IV Sekolah Dasar. Total keseluruhan siswa yang mengerjakan lembar kegiatan inkuiri berjumlah 178 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima kemampuan inkuiri yang muncul dan memiliki perbedaan pada setiap kemampuan dari tingkatan Kelas I – Kelas VI. Kelima kemampuan inkuiri yang muncul ini mengalami perkembangan dari jumlah siswa yang menguasai pada setiap jenjang dan komposisi pada setiap kemampuan. Secara klasikal siswa pada tingkatan Kelas I dan Kelas II dikatakan belum menguasai kemampuan inkuiri.
Kata kunci : kemampuan inkuiri, siswa sekolah dasar
Full Text:
PDFReferences
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung: Refika aditama.
Al-Naqbi, A. K. (2015). The fundamental abilities of inquiry in the elementary science workbooks: the case of uae northern schools. Diakses dari: https://www.researchgate.net/publication/233289704_The_degree_to_which_UAE_primary_science_workbooks_promote_scientific_inquiry. International interdisciplinary journal of education, vol 4, issue 4, p 157-168. [1 Mei 2016].
BSNP. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: BSNP.
Cuevas, P, dkk. (2005). Improving science inquiry with elementary students of diverse backgrounds. Diakses dari: http://www.duluth.umn.edu/-~kzak/documents/CuevasInquiryDiversity.pdf. Journal of research in science teaching vol,42, no.3, PP.337-357. [1 Mei 2016].
Ertikanto, C. Viyanti, dan Ismu. W. (2014). Potret kemampuan guru mengajar sains secara inkuiri di sekolah dasar kota Bandar Lampung. Diakses dari: http://www.distrodoc.com/471594-potret-kemampuan-guru-mengajar-sains-secara-inkuiri.pdf. Prosiding seminar nasional pendidikan sains Fkip Uns, vol 1, no 1. [1 Mei 2016.]
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Mata pelajaran konsep pendekatan saintifik. Diklat guru dalam rangka implementasi kurikulum 2013.
Harlen, W dan Anne. Q. (2004). The teaching of science in primary schools: fourth edition. London: David fulton publisher.
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lawson, A. E. (2000). The generality of hypotetico-deductive reasoning: making scientific thinking explicit. Diakses dari: www.nabt.org/websites/institution/File/pdfs. The american biology teacher journal, 62 (7) September 2000, p. 482-495. [22 Januari 2015].
Manasikana, O. A, dkk. (2012). Pembelajaran IPA melalui inkuiri terbimbing dan proyek ditinjau dari kreativitas dan kemampuan menggunakan alat laboratorium. Diakses dari: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=50504.pdf. Jurnal inkuiri vol 1 no 1 hal 24-33. [9 Mei 2016].
National Research Council. (2000). Inquiry and the national science education standards: a guide for teaching and learning. Washington, DC: National Academy Press.
National Science Teachers Association. (2004). Scientific inquiry. Diakses dari: http://www.nsta.org/docs/PositionStatement_Scientific Inquiry.pdf. [28 Febuari 2015].
Purwanto, Winny. L, dan Rahmat. H. (2013). Analisis kemampuan inkuiri dan hasil belajar siswa sekolah menengah pertama melalui model pembelajaran berbasis model Hierarki Of Inquiry. Diakses dari: http://www.hfi-diyjateng.or.id/sites/default/files/1/FULL. Prosiding pertemuan ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY. [16 April 2016].
Rachmawati, Y dan Euis. K. (2010). Strategi pengembangan kreativitas pada anak. Jakarta: Kencana prenada media group.
Rustaman, N.Y. (2005). Perkembangan penelitian pembelajaran berbasis inkuiri dalam pendidikan sains. Diakses dari: http://www.nrustaman@upi.edu/ipa/05. [14 Maret 2016].
Sanjaya, W. (2008). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana prenada media group.
Seniwati. (2015). Peningkatan aktivitas, sikap dan hasil belajar biologi melalui penerapan model pembelajaran inkuiri. Diakses dari: http://ojs.unm.ac.id/index.php/nalar/article/download/1165/346. Jurnal nalar pendidikan vol 3, no 1, hal 317-321. [20 Mei 2016].
Soltess. D. (1999). Kindergarten to grade 4 science (a foundation for implementation). Diakses dari: http://www.edu.gov.mb.ca/k12/cur/science/found/kto4/full_doc.pdf. [25 April 2016].
Sulistyorini, S. (2007). Model pembelajaran IPA sekolah dasar. Semarang: Penerbit tiara wacana.
Trna, J. dkk. (2012). Implementation of inquiry-based science education in science teacher training. Diakses dari: http://www.wjeis.org/FileUpload/ds217232/File/23.trna.pdf. Journal of educational and instructional studies, vol 2, issue 4, article 23, P 199-209. [1 Mei 2016].
Wahyudiati, D. (2012). Pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi model pembelajaran diskusi pada pokok bahasan energy dan perubahannya untuk menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Jurnal pendidikan dasar vol 1 no 1 hlm 1-118. Surabaya: Diterbitkan program studi S2 pendidikan dasar PPS Unesa bekerja sama dengan asosiasi dosen PGSD seluruh Indonesia.
Widodo, A, Yeti. S, dan Cucu. S. (2006). Peningkatan kemampuan siswa SD untuk mengajukan pertanyaan produktif. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196705271992031-ARI_WIDODO. Jurnal pendidikan dan pembelajaran 4(1) 1-12. [28 Oktober 2015].
Wisudawati, A.W dan Eka. S. (2014). Metodologi pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Witarsa, R. (2011). Analisis kemampuan inkuiri guru yang sudah tersertifikasi dan belum tersertifikasi dalam pembelajaran sains SD. Diakses dari: http://jurnal.upi.edu/file/5-RAMDHAN_WITARSA-edit.pdf. Portal jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. [28 Oktober 2015].
Wu, H. K. (2006). Developing sixth graders’ inquiry skills to construct explanations in inquiry-based learning environments. Diakses dari: http://web.ntnu.edu.tw/~hkwu/IJSE-exp.pdf. International journal of science education, vol 28, issue 11, p 2-32 [28 Februari 2015].
DOI: https://doi.org/10.17509/eh.v8i2.5145
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Kampus Cibiru 2016
EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar
Published in collaboration Program Studi PGSD UPI Kampus Cibiru
and
HDPGSDI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.