Intoleransi di Balik Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Afifah Fathiya Nurul, Mela Meilawati, Sofi Arifaturrizki, Sopia Nurul Ashifa, Tiara Nur Agustina, Siti Komariah, Dadi Mulyadi Nugraha

Abstract


Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional yang sering diterjemahkan sebagai “berbeda-beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini dikenal luas dan sering dijadikan sebagai semangat persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan beragama dengan keragaman budaya, agama, etnis, dan suku bangsa yang ada. Namun dengan adanya Bhinneka Tunggal Ika tidak menutup kemungkinan intoleransi tidak terjadi. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi saksi perkembangan yang mengkhawatirkan, dimana sentimen intoleransi tampaknya semakin menguat. Intoleransi tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan adanya beberapa faktor penyebab terjadinya intoleransi di kalangan masyarakat Indonesia, diantaranya; (1) etnosentrisme; (2) kurangnya investigasi terlebih dahulu; (3) rasisme; (4) kebiasaan mengadopsi pendapat orang lain; (5) kecenderungan bergaul dengan orang dari kelompok yang sama; (6) kecenderungan untuk menilai seseorang dengan cepat; (7) kecenderungan untuk menyalahkan orang lain atas masalah yang dihadapi; (8) intoleransi dari politik identitas kedaerahan. Dari kasus intoleransi yang ada di Indonesia diperlukan berbagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Masyarakat yang dapat memaklumi dan merangkul berbagai perbedaan menjadi salah satu kunci utama solusi mengatasi intoleransi yang ada

Full Text:

PDF

References


Aprilia, S., & Juniarti, U. (2022). Implementasi Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons Dalam Upaya Melestarikan Tradisi Islam Melayu Nganggung Dulang di Bangka Belitung. JURNAL DIALOKA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi Islam, 1(01), 18-37.

Mahmudah, S. (2018). Islamisme: Kemunculan dan perkembangannya di Indonesia. Aqlam: Journal of Islam and Plurality, 3(1).

Marbun, S. (2023). Membangun Dunia Yang Berani: Menegakkan Keberagaman Dan Kemajemukan Di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 3(1).

Pertiwi, A. D., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai Pancasila sebagai Landasan Bhinneka Tunggal Ika. Jurnal kewarganegaraan, 5(1), 212-221.

Retnowati, P. (2018). Agama, Konflik Dan Integrasi Sosial Refleksi Kehidupan Beragama Di Indonesia: Belajar Dari Komunitas Situbondo Membangun Integrasi Pasca Konflik. SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan, 1(1), 1-28.

Said, N. (2015). Islam Dan Integrasi Sosial Pergumulan antara Islam dan Tradisi Masyarakat Bugis. Jurnal Tafsere, 3(2).

Saraswati, L. G., & Manalu, A. G. B. (2023). Rekognisi Keragaman Budaya dan Multikulturalisme Bhineka Tunggal Ika. Krtha Bhayangkara, 17(2), 273-296.

Tarigan, R. (2021). Perkembangan Matematika dalam Filsafat dan Aliran Formalisme yang terkandung dalam filsafat Matematika. Sepren, 2(2), 17-22.

Warsilah, H. (2015). Pembangunan inklusif sebagai upaya mereduksi eksklusi sosial perkotaan: Kasus kelompok marjinal di Kampung Semanggi, Solo, Jawa Tengah. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 17(2).

Yatno, T., & Hatmono, P. D. (2020). Deskripsi Model Penyelesaian Konflik Agama Buddha (Studi Tentang Penyelesaian Konflik Umat Theravada dan Buddhayana di Dusun Lenek Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara). NIVEDANA: Jurnal Komunikasi dan Bahasa, 1(1), 1-28.




DOI: https://doi.org/10.17509/sosio%20religi.v22i1.69438

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Lisensi Creative Commons
Sosio Religi is licensed under Creative Commons Atribution - Non Commercial - Share Alike 4.0 International.

Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Umum, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154