Kecepatandan Akurasi Shuttlecock pada Jump Smash dengan Loncatan Vertikal dan Parabol Depan dalam Bulutangkis
Sari
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah perbandingan pengaruh loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap akurasi dan kecepatan mkasimal pada saat melakukan teknik jump smash. Sampel diambil sebanyak 6 orang atlit bulutangkis di unit kegiatan mahasiswa bulutangkis Universitas Pendidikan Indonesia, menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan tes (French-Stalter Badminton Skill Test) untuk mengukur akurasi, sedangkan perhitungan kecepatan dengan mengggunakan video yang dimasukan kedalam software frame dias IV. Penghitungan statistik menggunakan SPSS dengan Statistik Parametrik Independent Sample T-Test. Dari hasil analisis data diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap akurasi shuttlecock dengan nilai probabilitas (sig) 0.049 atau < 0.05. Kedua, terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) diantara loncatan vertikal dan loncatan parabol depan terhadap kecepatan shuttlecock dengan nilai probabilitas (sig) 0.025 atau < 0.05. Dimana loncatan parabol depan memiliki hasil lebih baik dari pada loncatan vertikal dengan nilai mean sebesar 56.4 > 51.2.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya : Amelia
Bakhri, R. (2013) Perbandingan Tembakan Loncatan Lurus Dengan Tembakan Loncatan Kebelakang Berdasarkan Hasil Tembakan 2 Angka Bola Basket. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Chen, L M. Pan. Y.H. Chen. Y.J (2009). “A Study Of Shuttlecock’s Trajectory In Badminton”. Journal Of Sport Science and Medicine.8, 657-662.
Grice, T (2007). Bulutangkis: Petunjuk Praktis Untuk Pemula Dan Lanjut. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Gunawan, A. (2008). Hubungan Power Lengan Dan Power Tungkai Terhadap Hasil Ketepatan Dan Kecepatan Pukulan Jump Smash. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Gunawan, G. (2008). Perbandingan Smash Yang Menggunakan Teknik Loncatan Dengan Smash Yang Tidak Menggunakan Teknik Loncatan Terhadap Kecepatan Dan Ketepatan Dalam Olahraga Bulutangkis. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.
Harsono (1998). Coaching Dan Aspek Aspek Psikologi Dalam Coaching. C.V. Tambak Kusumah, Jakarta.
Imanudin, I. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Khaerunissa, N (2012). Pengaruh Model Latihan Interval Jumping Terhadap Peningkatan Power Jumping Pemain Bola Voli. (Skripsi). Sekolah Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan. (2000). Tes dan pengukuran pendidikan olahraga. FPOK UPI : Bandung.
Poole James (1982). Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Bandung.
Rahmat, A dan Hidayat, Y. (2010). Permainan bulutangkis.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Subarjah, H. (2009). Permainan bulutangkis. Bandung: FPOK UPI.
Suherman, Adang. (2012). Metode Penelitian Olahraga.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2004). Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutardji. (2002). Fisiologi Olahraga 1. Semarang : FIK Unnes
Tripler Paul. (2004). physics for scientist and endgineers. New York: Freeman Company.
Tsai, C.L, Yang. C.C, Lin. M.S, Huang. K.S. (2005). “The Surface EMG Actifity Analysis Between Badminton Smash And Jump Smash”. Journal Of Biomechanics In Sport.483-487.
DOI: https://doi.org/10.17509/jtikor.v1i1.1548
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##