PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA MATERI KOLOID MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL
Abstract
Penelitian tentang “Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Materi Koloid
Menggunakan Model Pembealajaran POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning)” ini bertujuan
untuk menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran POGIL, meningkatkan keterampilan
berpikir kreatif peserta didik SMA pada materi koloid menggunakan model pembelajaran POGIL,
serta mengukur penguasaan konsep koloid peserta didik. Dalam penelitian ini, digunakan metode
kuasi eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan
ialah soal pilihan berganda beralasan menggunakan 17 butir soal dan lembar penilaian kerja peserta
didik. Subjek penelitian adalah 30 peserta didik kelas XI program MIPA pada salah satu SMA
Negeri di Ngamprah, yang sedang mempelajari materi koloid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran POGIL dapat menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran
POGIL, meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peseta didik dan dapat mengukur penguasaan
konsep mereka. Rerata keterlaksanan model pembelajaran POGIL pada seluruh tahapannya ialah
sebagian besar (73,87%) kegiatan terlaksana. Dari 30 orang peserta didik, peningkatan rerata NGain
hasil belajar dengan kriteria sedang (76,67%) dan kriteria tinggi (23,33). Rata-rata N-Gain
pada peningkatan keterampilan berpikir kreatif ialah sebesar termasuk kategori sedang (0,38). Rerata
N-gain kemampuan berpikir kreatif yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah berpikir
flexibility (0,52) dan yang paling rendah adalah berpikir originality (0,31). Rata-rata N-Gain
penguasaan konsep yang diperoleh masuk kategori sedang (0,42). Peningkatan konsep paling
dikuasai adalah jenis koloid (rerata N-gain 0,46) dan yang kurang dikuasai adalah sifat koloid (rerata
N-gain 0,38). Model pembelajaran POGIL dapat diterapkan pendidik untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif peserta didik baik pada materi koloid atau mungkin pada materi
pelajaran lainnya. Model pembelajaran ini lebih baik dilakukan secara tatap muka, agar
pembelajaran lebih efektif dan efisien serta menjadikan peserta didik bersifat lebih aktif.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.17509/jrppk.v9i2.52249
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Masyarakat Pendidikan Kimia Indonesia
Sekretariat:
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr Setiabudhi No 229 Bandung 40154