Fungsi Air dalam Dongeng Sunda

Nesa Wara Puspita

Abstract


Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur dongeng-dongeng Sunda yang memiliki unsur air yang mencakup tema, alur, latar dan tokoh, dan (2) perbandingan fungsi air dalam dongeng-dongeng Sunda yang memiliki unsur air. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan struktural dan intertekstual dengan teknik studi pustaka. Objek kajian ini adalah 17 dongeng Sunda yang mempunyai unsur air. Hasil kajian ini: (1) dari 17 dongeng yang dianalisis, umumnya menggunakan tema yang berhubungan dengan kehidupan makhluk hidup, baik manusia maupun hewan. Alur setiap dongeng menggunakan alur maju. Latar dalam setiap dongeng dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tokoh dalam dongeng dibagi menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan; (2) fungsi air dalam dongeng yang ditemukan yaitu unsur air sebagai obat, unsur air sebagai asal-muasal nama tempat, unsur  air sebagai batas wilayah, unsur air yang menyebabkan bencana, unsur air sebagai kebutuhan sehari-hari, dan unsur air sebagai hal yang dilarang. Jadi, dongeng yang dianalisis memiliki struktur yang lengkap dengan fungsi air dalam tiap dongeng memiliki perbedaan dan persamaan.

This study aims to describe (1) the structure of Sundanese folktales that contain elements of water, including themes, plot, setting, and characters, and (2) a comparison of the function of water in Sundanese folktales that feature water elements. The method used is descriptive analysis with a structural and intertextual approach through library research. The subjects of this study are 17 Sundanese folktales that feature water elements. The findings of this study are: (1) among the 17 folktales analyzed, the majority use themes related to the lives of living beings, both human and animal. The plot of each folktale follows a forward-moving narrative. The setting in each folktale is divided into three aspects: place, time, and social setting. The characters in the folktales are divided into two categories: main characters and supporting characters; (2) the functions of water found in the folktales include water as a medicine, water as the origin of place names, water as a boundary marker, water as a cause of disaster, water as an everyday necessity, and water as a prohibited element. Thus, the analyzed folktales have a complete structure, and the function of water in each tale shows both similarities and differences.

 


Keywords


Dongeng Sunda; fungsi air; intertekstual; strukruralisme

References


Affani, S. (2017). Rekonstruksi kisah Nabi Musa dalam Al-Quran: studi perbandingan dengan perjanjian lama. Al-Ihkam: Jurnal Hukum & Pranata Sosial, 12(1), 170-196.

Dalimunthe, S. S. (2016). Metode kisah dalam perspektif Al-Qur’an. Jurnal Tarbiyah, 23(2), 274-295.

Farid, M., & Gofur, A. (2016). Kisah Nabi Nuh a.s. dan kontribusinya dalam dakwah Islamiyah. Dakwatuna, 2(2), 13-28.

Gustiani, W., Ruhaliah, R., & Koswara, D. (2018). Perbandingan novel Lain Eta karya Moh. Ambri dengan Djeumpa Atjeh Karya H.M. Zainuddin (kajian struktural dan etnopedagogik). Lokabasa, 9(2), 200-211.

Hafiz, M. I., & Nurfadillah, R. (2023). Judul analisis keutamaan sikap sabar dalam menghadapi musibah. Hibrul Ulama, 5(1), 38-46.

Istiqomah, S. N., Al Farisi, M. Z., & Maulani, H. (2024). Implikasi deiksis persona ayat Al-Qur’an kisah Nabi Nuh a.s. terhadap prinsip kesantunan perspektif Geoffrey Leech. Journal of Education Research, 5(4), 6705-6719.

Mualif, A., Fitri, A., Tauhid, Z., & Wismanto, W. (2024). Pengembangan masyarakat muslim yang harmonis melalui pendidikan berbasis sunnah di era disrupsi. Journal of Education Research, 5(2), 2450-2457.

Mustofa, F., & Sutrisno, S. (2024). Meneladani cara berdakwah nabi Ulul Azmi dalam Al-Qur’an. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(1), 531-547.

Permana, R. (2015). Kajian struktur cerita rakyat di Kabupaten Cianjur. Lokabasa, 6(2), 174-184.

Rahmawati, E. (2022). Nilai pendidikan karakter dan moral kemanusiaan dalam dongeng Sunda. Lokabasa, 13(2), 113-124.

Ramadhani, A., & Suherman, A. (2022). Aspek psikologi sosial dalam dongeng Nyi Kalimar Bulan. Lokabasa, 13(2), 162-171.

Risnawati, R. (2016). Struktur dan simbol budaya Sunda dalam dongeng Sakadang Kuya jeung Monyet. Lokabasa, 7(1), 62-74.

Rohmah, S. (2022). Peran orang tua terhadap anak dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual melalui pendidikan Islam berbasis kisah-kisah nabi di dalam Al-Qur’an. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 11(02), 663-681.

Septiani, Y., Itaristanti, I., & Mulyaningsih, I. (2020). Toponimi desa-desa di Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan. Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 58-75.

Sitompul, T. A. (2018). Spirit of noah: memaknai ulang semangat kenabian dalam Alkitab melalui karya seni rupa. Brikolase: Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa, 10(2), 195-211.

Sobarna, C., Gunardi, G., & Wahya, W. (2018). Toponimi nama tempat berbahasa Sunda di Kabupaten Banyumas. Panggung, 28(2), 147-160.

Sopudin, S. (2019). Kajian struktur dan nilai budaya cerita rakyat Palabuhanratu. Lokabasa, 10(1), 100-107.

Sutrisno, S. (2017). Kisah dan materi dakwah Nabi Hud. Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 13(1), 183-200.

Wardiani, S. R., & Gunawan, D. (2017). Aktualisasi budaya terapi air sebagai media pengobatan oleh jamaah di Pesantren Suryalaya Pagerageung Tasikmalaya. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 6, 33–39.




DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v16i1.81197

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Lokabasa

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats

Lisensi Creative Commons
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.