PERBANDINGAN KUMPULAN CERPEN NU HARAYANG DIHARGAAN DAN RUSIAH KAOPATWELAS KARYA DARPAN (Kajian Struktural dan Étnopédagogik)
Abstract
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk membandingkan cerpen mana dari dua buku kumpulan cerpen karya Darpan yang lebih cocok untuk bahan pembelajaran, baik dikaji dari strukturnya, maupun etnopedagogiknya. Selain itu, peneliti mempunyai rasa penasaran akan karya pengarang orang Karawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, metode deskriptif, dan tekhnik yang digunakan yaitu studi pustaka. Dari hasil penelitian, 80% cerpen yang dianalisis dari dua kumpulan cerpen Nu Harayang Dihargaan dan Rusiah Kaopatwelas mempunyai struktur dan nilai pendidikan karakter. Hasil analisis struktur yang melingkupi tema, fakta cerita, dan sarana sastra, membuktikan bahwa tema kemanusiaan lebih dominan dari dua kumpulan cerpen. Tema kemanusiaan di sini lebih berpusat ke dalam tingginya martabat manusia, dan nilai-nilai pepatah orang tua ke anaknya. Alur yang dipakai oleh pengarang dari dua kumpulan carpon lebih dominan ke dalam alur maju dan mundur. Latar yang sering dipakai lebih menggambarkan daerah basisir, sedangkan sudut pandang lebih dominan orang ketiga tidak tersingkir. Dalam analisis nilai pendidikan karakter, lebih dominan nilai semangat kebangsaan, jujur, menghargai prestasi, religi, toleransi, disiplin, kerja keras, demokrasi, rasa ingin tahu, mandiri, peduli sosial, dan tanggung jawab. Kesimpulan dari analisis dua kumpulan cerpen menunjukkan bahwa kumpulan cerpen Nu Harayang Dihargaan dan Rusiah Kaopatwelas mempunyai struktur, dan nilai pendidikan karakter. Hasil penelitian bisa dimanfaatkan untuk alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA, dan bisa digunakan untuk cerminan dalam kehidupan seharihari.
Abstract
This study has the objective to compare the significance of the two books of short stories of Darpan‟s works. They are more suitable for learning materials, based on the perspectives of structure and ethnopedagogy. In addition, there is a curiosity considering the fact that the author is from Karawang. The methods used in this study were qualitative and descriptive methods. The study also employed literature review. Based on the results, 80% of the stories contained in both books have the structure and the values of character education. Results of the structural analysis cover themes, the facts of the stories, and the means of literature. The dominant theme of the two short stories collection is humanity. The theme of humanity is centered in the high human dignity and values of the proverbs from parents to children. The plot of the stories are a mix of forwad and backward. The backgrounds that are frequently used mostly illustrate coastal area. The dominant viewpoint is the third person. The value of character education is more dominant to the value of the national spirit, honesty, recognizing excellence, religion, tolerance, discipline, hard work, democracy, curiosity, independence, social care, and responsibility. In conclusion, the two collections of short stories have the structure and the values of character education. They can be used as alternatives of literature learning materials in high school, as well as for reflection in daily life.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Noor, M Rohinah. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Sastra). Jogjakarta: Ar-Ruz Media.
Faturohman, Taufik. (1983). Ulikan Sastra: Pangajaraan Sastra Sunda Pikeun Murid SMTP. Bandung: Djatnika.
Stanton, Robet. (2012). Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumardjo, Jakob. (1980). Seluk Beluk Cerita Pendek. Bandung: Mitra Srangenge.
Tarigan, Henry Guntur. (1993). PrinsipPrinsip Dasar Sastra. Bandung: Rizqy Press.
DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v6i2.3167
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 RIA DWI FARTIKA
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.