PAMALI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN (Kajian Semiotik dan Etnopedagogi)
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupatén Kuningan tentang Pamali. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan pamali yang masih ada di masayarakat Kecamatan Cigugur Kabupatén Kuningan, mengklasifikasi pamali yang ditemukan, memberi interpretasi melalui teori semiotik, dan mengungkap nilai moral yang ada dalam pamali memalui teori etnopedagogi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah pamali yang hidup di masyarakat Kecamatan Cigugur Kabupatén Kuningan yang terdiri dari sepuluh desa. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan teknik observasi langsung. Berdasarkan hasil penelitian, didapat 188 pamali yang terkumpul dari sepuh desa. Berdasarkan klasifikasinya pamali terbagi menjadi enam klasifikasi diantaranya (1) ada 30 pamali untuk wanita hamil, (2) 14 pamali untuk anakanak, (3) 79 pamali untuk kebiasaan sehari-hari, (4) 24 pamali untuk waktu, (5) 13 pamali untuk lelaki dan perempuan, terakhir (6) 28 pamali husus. Berdasarkan unsur semiotik pamali terbagi jadi tiga unsur yaitu 31 pamali termasuk unsur Ikon, 60 pamali termasuk unsur Indeks, dan 97 pamali termasuk unsur Simbol. Sedangkan hasil analisis pamali berdasarkan unsur etnopedagogi terbagi dalam beberapa unsur yaitu 13 pamali termasuk ke dalam unsur etnopedagogi silih asih, ada 16 pamali yang termasuk ke dalam unsur etnopedagogi silih asuh, ada 10 pamali yang termasuk unsur etnopedagogi pengkuh agama, ada 13 pamali termasuk unsur etnopedagogi luhung élmuna, ada 44 pamali yang termasuk ke dalam unsur etnopedagogi jembar budayana, ada sembilan pamali yang termasuk unsur etnopedagogi rancagé gawéna, ada 43 pamali yang termasuk ke dalam unsur cageur, ada 32 pamali yang termasuk unsur etnopedagogi bener, ada lima pamali yang termasuk ke dalam unsur etnopedagogi singer, ada enam unsur etnopedagogi moral manusia kepada Tuhan, ada 45 pamali termasuk dalam unsur etnopedagogi moral manusa kepada pribadi, ada 24 pamali yang termasuk ke dalam unsur etnopedagogi moral manusia ke manusia lain, ada Sembilan pamali yang termasuk pada unsur etnopedagogi moral manusia kepada alam, dan terakhir ada 18 pamali yang termasuk pada unsur etnopedagogi moral manusia kepada tujuan hidupnya.
Abstract
This research is motivated by the lack of knowledge about pamali (lit. taboo) among the People of Cigugur District, Kuningan Regency. This study aimed to collect the taboos that still exist in the People of Cigugur, to classify the pamalis found, to give interpretation through semiotic theory, and to reveal the moral values that exist through ethnopedagogy theory. The method used in this research was qualitative descriptive method. The data source in this study was the pamali exist the People of Cigugur District, Kuningan Regencyconsisting of ten villages. The techniques used in this research were interview and direct observation. Based on the research results, there are 188 pamalis collected from the elderly of the villages. They were classified into six classifications: (1) 30 pamalis for pregnant women; (2) 14 pamalis for children; (3) 79 pamalis in daily habits; (4) 24 pamalis in time, (5) 13 pamalis for men and women, and (6) 28 specific pamalis. , Based on their semiotic elements, pemalis were divided into three elements. They are 31 icons, 60 Index, and 97 symbols. Meanwhile, based on their ethnopedagogical elements, the pamalis were divided into: 13 silih asih, 16 silih asuh, 10 pengkuh agama, 13 pengkuh élmuna, 44 jembar budayana, 9 rancage gawéna, 43 cageur, 32 bener, 5 singer, 6 human moral toward God, 45 human moral toward personal, 24 human moral toward fellow-human, 9 human moral toward nature, and 18 human moral toward purpose of life.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alwasilah, A.C, Spk., (2009) Etnopedagogi :Landasan Praktek Pendidikan dan Pendidikan Guru. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Danadibrata. (2009). Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sundjaya. (2008). Dinamika Kebudayaan. Jakarta: Nobel Edumedia.
Suryalaya, Hidayat. (2010). Filsafat Sunda. Bandung: Yayasan
Nurhidayat.
Suyanto dan Sutinah. (2006). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v6i1.3149
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 HESTI WIDIASTUTI
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.