Semboyan merupakan unsur pada lambang yang tidak banyak disadari masyarakat. Tulisan ini mendeskripsikan lambang daerah yang ada di kota dan kabupaten Bandung, mengupas struktur yang menyusun lambang daerah, menganalisis semboyan yang terdapat dalam lambang daerah menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce, dan semboyan tersebut kemudian dikupas dari segi filosofis masyarakat Sunda yaitu filsafat tritangtu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Dari penelitian terungkap bahwa semboyan tidak hanya merupakan unsur dalam lambang, namun sekaligus memproduksi muatan nilai dan makna lambang bagi kehidupan, sehingga makna lambang tidak bias di masyarakat. Setiap semboyan yang terdapat dalam lambang daerah memiliki kandungan ikon, indeks, dan simbol. Selain itu, memiliki nilai filosofis tekad, ucap, dan lampah. Dalam filosofis Sunda hal tersebut dikenal dengan istilah tritangtu. Hal ini tentu saja membuktikan bahwa semboyan dirumuskan dengan melewati proses berpikir yang di antaranya melibatkan pengungkapan harapan, dan cita-cita yang ingin dicapai oleh masyarakat dan pemerintahannya.