Tukuh Ciburuy: Sebuah Kajian Étnografi
Abstract
This research is an ethnographic study to collect cultural data from an ethnic or unique community in Kabuyutan Ciburuy, Kabupaten Garut, West Java Province. Qualitative analysis was carried out to understand Tukuh Ciburuy terminology as revealed by experts or communities outside of Kabuyutan Ciburuy. Whereas documentation and description were used to reveal various customs, taliparanti, or habits in Kabuyutan Ciburuy that represent the attitude or view of the people of Kabuyutan Ciburuy. Based on the results of the research, it can be concluded that in the Kabuyutan Ciburuy tradition, Tukuh Ciburuy means stick to the rules and implement it regularly. Tukuh Ciburuy manifested by Kabuyutan Ciburuy people and Ciburuy Village is in several ways such as in Pantangan and Seba ceremonies. In Kabuyutan Ciburuy tradition, Pantangan is manifested in activities or things that formally prohibit to be done by its society (taboo). These prohibitions have to be obeyed. If it is violated, it is believed that there will be a disaster for the person did it. The Seba ceremony is carried out by holding on the belief that the ceremony was considered an obligatory by the people of Kabuyutan Ciburuy. This belief is based on the assumption of wishful thinking that strong and magical phenomena will arise. If it is obeyed it will avoid the unwanted disaster. Conversely, if it is not fulfilled it will have a negative effect on Ciburuy people daily life.
Abstrak
Penelitian ini adalah sebuah penelitian etnografi untuk mengumpulkan data kebudayaan sebuah masyarakat etnik atau unik di Kabuyutan Ciburuy, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Analisis kualitatif dilaksanakan untuk memahami istilah tukuh Ciburuy sebagaimana diungkap oleh para ahli atau masyarakat di luar Kabuyutan Ciburuy. Sedangkan dokumentasi dan deskripsi digunakan untuk mengungkap berbagai adat, tali paranti, atau kebiasaan di Kabuyutan Ciburuy yang merepresentasikan sikap atau pandangan masyarakat Kabuyutan Ciburuy. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam tradisi Kabuyutan Ciburuy, tukuh Ciburuy bermakna teguh terhadap aturan-aturan yang harus dilaksanakan secara rutin. Tukuh Ciburuy oleh masyarakat Kabuyutan Ciburuy dan Kampung Ciburuy diwujudkan dalam beberapa hal seperti pantangan dan upacara seba. Dalam tradisi Kabuyutan Ciburuy, pantangan diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan atau hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakatnya. Pantangan-pantangan tersebut tidak boleh dilanggar. Jika dilanggar, dipercaya akan terjadi musibah terhadap orang yang melanggarnya. Upacara seba dilaksankan oleh masyarakat Ciburuy dengan berpegangan pada keyakinan bahwa upacara tradisi dianggap wajib dilaksanakan oleh masyarakat Kabuyutan Ciburuy. Hal tersebut diyakini dengan anggapan bahwa akan timbul hal-hal yang bersipat kuat dan magis. Jika dilaksankan, akan terhindar pula dari berbagai hal yang tidak diinginkan. Sebaliknya, jika tidak dilaksanakan akan menimbulkan akibat buruk bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Ciburuy.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alwasilah, A. C. (2009). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Isnéndés, R. (2014). “Estetika Sunda Sebagai Bentuk Kearifan Lokal Masyarakat Sunda Tradisional dalam Sawangan Pendidikan Karakter”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 1 (2).
Lembaga Basa Jeung Sastra Sunda. (1995). Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Tarate Bandung.
Lubis, N.H. dkk. (2011). Sejarah Kebudayaan Sunda. Bandung: Yayasan Masarakat Sejarawan Indonesia
Mustapa, H. (2010). Adat Istiadat Sunda. Bandung: Alumni.
Rahmat K. O. (2000). Materi Dasar Ilmu Budaya Sunda. Bandung: Universitas Pasundan.
Rekha, R.D. (2014). Tradisi Babarit Désa di Kecamatan Palasah Kabupatén Majaléngka (Ulikan Struktural-Sémiotik). Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Rosidi, A. spk. (2000). Énsiklopedi Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya.
Satjadibrata, R. (2005). Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Wartini, T. (2007, Mei). Kabuyutan Ciburuy. Cupu Manik [Majalah], 21-23.: Bandung.
DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v10i1.16944
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 LOKABASA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.