FOLKLOR DALAM TRADISI NUJUH BULANAN DI KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA ARTIKEL BUDAYA DI SMA
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap tradisi nujuh bulanan. Masyarakat sudah tidak terlalu mementingkan tradisi nujuh bulanan, padahal tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang kita yang dapat menjadi ciri khas orang Sunda. Penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) tatacara pelaksanaan tradisi nujuh bulanan, 2) folklor apa saja yang terdapat dalam tradisi nujuh bulanan, 3) hasil penelitian untuk bahan pembelajaran membaca artikel budaya di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara dan dokumentasi.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera dan pedoman wawancara. Hasilnya adalah: pertama, bahwa dalam pelaksanaan tradisi nujuh bulanan terdapat tiga hal yang biasa dilakukan, diantaranya pengajian, membuat rujak dan memandikan yang sedang mengandung. Kedua, dalam tradisi nujuh bulanan terdapat folklor lisan, folklor setengah lisan dan folklor non lisan. Ketiga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran membaca artikel budaya di SMA kelas XII.Kesimpulan penelitian ini adalah agar masyarakat lebih mengenal tradisi-tradisi leluhur kita kemudian dapat menjaga dan melestarikannya.Saran ditujukan kepada peneliti selanjutnya agar lebih mencari dan menggali lebih dalam tentang mengenai tradisi masyarakat Sunda.
Abstract
This study is based on the lack of people knowledge about tingkeban tradition. People have not been prioritizing tingkeban tradition lately, meanwhile this tradition is a heritage from the descent which can be defined as a thew for Sundanese. The aims of this study are to describe: 1) procedure of tingkeban tradition, 2) folklore on tingkeban tradition, 3) the finding of this study as teaching material for reading culture article at senior high school. This study uses desctiptive qualitative method by using technic observation, interview and documentation. Instrument that is used in this study is a camera and a handbook of interview. The finding shows that: first, in the implementation of tingkeban tradition there are three steps that should be done, those are reading holly Qur’an, making traditional fruits and vegetables salad dish (rujak) and bathing pregnancy woman. Second, there are three kinds of folklore in tingkeban tradition, those are oral folklore, half-oral folklore, and verbal folklore. Third, the finding of this study can be used as teaching material for reading culture article on 12th grade of senior high school. The result of this study is expected to people especially Sundanese in order to know more about their traditions so that it can be maintained and preserved. A recommendation is aimed for the next researcher to analyze and to have deeper exploration about Sundanese tradition.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Danandjaja, J. (2007). Folklor Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Mustapa, H.R.H. (1996). Adat Istiadat Sunda. (disunting ku Maryati Sastrawijaya). Bandung: Alumni.
Yuniawati, T. (2012). Ajen Falsafah dina Upacara Adat Nyangku di Kampung CukangPadung Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupatén Ciamis Pikeun Bahan Pangajaran Maca Bahasan di SMA kelas XI. Bandung: JPBD UPI.
Chandrarini. (2010). Upacara Tingkeban Nujuh Bulanan. [Online]. Tersedia di http://chandrarini.com/upacara-tingkeban-nujuh-bulanan. Diakses 4 Januari 2014
DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v5i2.15956
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 LOKABASA
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.