TRADISI NYAWÉR PANGANTÉN SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASAN BUDAYA SUNDA DI SMA
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya perhatian dan pengetahuan masyarakat terhadap kearifan budaya lokal yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah tradisi nyawér pangantén yang dilaksanakan dalam upacara perkawinan adat Sunda. Berdasar pada latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan struktur dan fungsi tradisi nyawér pangantén, 2) mendeskripsikan nilai etnopedagogik yang terdapat dalam tradisi nyawér pangantén, dan 3) mendeskripsikan tradisi nyawér pangantén bisa menjadi alternatif bahan ajar bahasan budaya Sunda di SMA. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dalam penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Data sekunder diperoleh dari telaah pustaka dan perekaman serta pendokumentasian. Penelitian ini dikaji dengan kajian struktur tradisi lisan, etnopedagogik, serta hasil bahasannya digunakan menjadi bahan ajar di SMA. Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa tradisi nyawér pangantén mempunyai aspék teks, ko-teks, dan konteks yang sangat penting. Selain itu, dalam tradisi nyawér pangantén juga terdapat moral manusia kepada Tuhan, kepada pribadinya, kepada manusia lainnya, kepada alam, terhadap waktu, dan dalam mencapai kepuasan lahir dan batin. Serta hasil analisis dalam pembahasan tradisi nyawér pangantén dapat digunakan sebagai bahan ajar bahasan budaya Sunda di SMA.
NYAWÉR PANGANTÉN TRADITION AS A TEACHING-LEARNING MATERIAL OF SUNDANESE CULTURE IN SENIOR HIGH SCHOOL
Abstract
This research is motivated by low attention and knowledge of society to local culture wisdom that exists in everyday life. One of them is nyawér pangantén tradition which is performed in a marriage ceremony of Sundanese customs. Based on the background, this study aims 1) to describe the structure and function of nyawér pangantén tradition, 2) to describe the ethnopedagogic values contained in nyawér pangantén tradition, and 3) to describe nyawér pangantén tradition that can become an alternative to Sundanese culture learning in senior high school. The method used is descriptive in qualitative research. The data sources in this study include primary data and secondary data. Primary data was obtained from the interview and observation. Secondary data was taken from literature review, records, and documentation. This study was examined by using the study of oral tradition structure, etnopedagogic. The results of the discussion used as teaching materials in senior high school. From the results of data analysis, it can be concluded that nyawér pangantén tradition has very important text aspect, co-text, and context. Moreover, in nyawér pangantén tradition there is also the moral value of man to God, to his personality, to other human beings, to nature, to time, and in achieving physical and spiritual satisfaction. In addition, the results of the analysis in the discussion of nyawér pangantén tradition can be used as a teaching material of Sundanese culture learning in senior high school.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Albaiti. (2015). Kajian Kearifan Lokal Kelompok Budaya Dani Lembah Baliem Wamena Papua. Jurnal Pendidikan Nusantara Indonesia, 1 (1)
Alwasilah, C.A., Suryadi K., & Karyono, T. (2009). Etnopedagogik. Bandung: Kiblat
Al-Quran dan Hadits [Online]. Diakses dari https://apwa.wordpress.com/perpustakaan/dalil-nikah/
Disdik Provinsi Jawa Barat. (2013). Kurikulum Tingkat Daerah Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Berbasis Kurikulum 2013. Bandung: Disdik Provinsi Jawa Barat
Irwanto, D. (2012). Kendala dan Alternatif Penggunaan Tradisi Lisan dalam Penulisan Sejarah Lokal di Sumatera Selatan. Jurnal Forum Sosial, 2 (5)
Iskandarwassid. (2003). Kamus Istilah Sastra. Bandung: Geger Sunten
Hadish, Y. K., spk. (1986). Puisi Sawer Bahasa Sunda. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Haerudin, D. (2013). Panganteur Telaah Buku Ajar. Bandung: JPBD FPBS UPI
Hidayat, M. F. (2016). Peranan Tradisi Lisan dalam Upaya Pelestarian Lingkungan; Studi Ekologi Budaya Goa Ngerong Rengel Tuban. Prosiding
Seminar Nasional Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP daengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhamadiyah Malang
Muchtar, Uton dan Ki Umbara. (1987). Modana. Bandung: PT Mangle Panglipur
Lubis, H.N dkk. (2011). Sejarah Kebudayaan Sunda. Bandung: Yayasan Masarakat Sejarawan Indonesia
Rekha, R.D. (2014). Tradisi Babarit Désa di Kecamatan Palasah Kabupatén Majaléngka (Ulikan Struktural-Sémiotik). Tesis, Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Sibarani, R. (2015). Pendekatan Antropolinguisstik terhadap Kajian Tradisi Lisan. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1 (1)
Sudaryat, Y. (2015). Wawasan Kasundaan. Bandung: JPBD UPI Bandung
Takari, M. (2013). Tradisi Lisan di Alam Melayu: Arah dan Pewarisannya. Pascasarjana Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Yohana, N. (2015). Kaidah Interaksi Komunikasi Tradisi Lisan Basiacuang dalam Adat Perkawinan Melayu Kampar Riau. Jurnal Penelitian Komunikasi, 1 (18)
DOI: https://doi.org/10.17509/jlb.v8i2.11174
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 LOKABASA
This work is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.