Perspektif Sosiolinguistik: Dialog antara Islam dan Non-Islam tentang Standardisasi Pariwisata Islami
Abstract
Konsep Standardisasi Pariwisata Islami (Islamic Tourism Standard) tidak hanya menjadi wacana bagi banyak negara dan konsep ini telah mulai diimplementasikan. Standardisasi ini didasarkan pada tiga karakteristik Islam, yaitu : 1) membutuhkan jaminan halal dalam semua aspek kehidupan ; 2) memerlukan Doa / Shalat sebagai kegiatan rutinitas sehari-hari yang tidak boleh ditinggalkan ; 3) memiliki semangat yang kuat dalam persaudaraan dan perdamaian. Hal ini menunjukan bahwa wisatawan Muslim memiliki karakteristik standardisasi pariwisata yang berbeda dibandingkan dengan wisatawan internasional lainnya. Oleh karena itu, konsep ini harus dipahami oleh para pemangku kepentingan pariwisata (tourism stakeholders). Bandung sebagai daerah tujuan wisata yang berkembang pesat di Indonesia telah menarik banyak wisatawan, terutama dari negara-negara Muslim, seperti Malaysia dan beberapa negara Timur Tengah. Sebagai ibukota Jawa Barat, Bandung telah memposisikan diri sebagai kota besar yang didiami oleh orang-orang dari berbagai latar belakang etnis. Ada juga beberapa upaya dalam membangun standar pariwisata Islam di Bandung, seperti pembentukan hotel Syariah, agen perjalanan Islam, dan lain-lain. Studi ini mencoba untuk mengeksplorasi gagasan standardisasi pariwisata Islami yang diimplementasikan oleh negara-negara Non-Islam. Dengan demikian , penelitian ini dianalisis pada perspektif sosiolinguistik atau penggunaan bahasa standardisasi Islami seperti halal, sholat, dan beberapa hal lainnya. Penelitian ini juga mengambil beberapa contoh pelaksanaan Standardisasi Islam dilihat dari sudut pandang non Islam. Dengan demikian, selain melakukan studi literatur dan data sekunder untuk mengetahui praktik standardisasi Islami oleh negara-negara non-Islam, dilakukan pula wawancara dengan pemimpin agama Kristen untuk mengetahui opini tentang penerapan standardisasi Islami ini. Hasil menunjukan bahwa Konsep ini telah dilakukan di Indonesia dan mendapat dukungan positif dari kalangan non-Islam.
Kata Kunci: Standardisasi Pariwisata Islami, Sosiolinguistik, Perspektif Islam dan Non Islam.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Chaer, Abdul. Agustina Leoni. 2004. Sosiolinguistik, Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Doğan, M. (2011). Türkiye’ deislamiturizmingelişimi: 2002-2009. In Political Economy, Crises and Development. In, Şiriner, İ., Morady, F., Mika, J., Aydın, M., Koç, Ş. A., Kapucu, H. &Doğan, E. (eds.), 471-487. İstanbul: IJOPEC Publication
HALABASE PTE LTD. Halal Tourism. [Online]. Available: http://halbase.com/articles/ Halal%20Tourism.pdf
Hoed, B. 2008. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: FIB UI.
http://www.halal-tour.com/
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/08/31/m9mc3j-alhamdulillah-indonesia-segera-miliki-paket-wisata-halal
http://balimuslimtours.com/index.php
www.serendipity.travel/honeymoon
J. C. Henderson, 2010. “Sharia-compliant hotel,” Tourism and Hospitality Research, vol. 10, no. 3, pp. 246-254, 2010
Mulyana, Deddy. Jalaludin Rakhmat (Ed). 2001. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Scollon, Ron. Suzanne Wong Scollon. 1995. Intercultural Communication. Cambridge: Blackwell Publisher. Sumarsono, Paina Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda
Webster’s New Collegiate Dictionary
DOI: https://doi.org/10.17509/jurel.v11i2.2959
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Manajemen Resort & Leisure berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International.