PENERAPAN PSIKOLOGI ARSITEKTUR PADA RANCANGAN RUMAH SAKIT UMUM TIPE D DI KARANGDJATI KABUPATEN NGAWI
Abstract
Kabupaten Ngawi merupakan salah satu Kabupaten yang secara geografis berada di Provinsi Jawa Timur bagian barat. Pemerintah Kabupaten Ngawi fokus pada pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Ngawi, khususnya kualitas pelayanan Kesehatan promotif preventif yang belum optimal dan kualitas pelayanan kesehatan kuratif yang kurang optimal dan merata. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus mampu meningkatkan pelayanan yang lebih berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Apalagi adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan meningkatnya jumlah pasien di Kabupaten Ngawi ini menyebabkan banyak pasien tidak bisa mendapatkan penanganan secara optimal karena kurangnya tempat tidur rawat inap di 3 Rumah Sakit besar di Kabupaten Ngawi. Namun pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, puskesmas dilarang merawat pasien dengan kasus berat, seperti pasien demam berdarah, pasien PDP, atau lainnya, sehingga diperlukan wadah baru untuk mencukupi pasien rawat inap yang kini hanya dimiliki oleh tiga Rumah Sakit Besar di Kabupaten Ngawi . Sehingga untuk mengatasi hal ini pemerintah Kabupaten Ngawi berencana membangun Rumah Sakit Tipe D di 4 Kecamatan yaitu Geneng, Mantingan, Karangjati, dan Ngrambe.
Rumah sakit sebagai wadah fasilitas Kesehatan memiliki prioritas utama dalam kesembuhan pasien. Dalam proses penyembuhan pasien itu sendiri, ada beberapa faktor yang memperngaruhinya. Salah satu faktor yang paling penting adalah faktor kenyamanan. Pemahaman tentang pentingnya kenyamanan berpengaruh pada tingkat kesembuhan pasien. Rumah sakit yang menjadi wadah penyembuhan harus mampu memberikan kenyamanan kepada pasien, baik secara fisik maupun psikologis. Secara umum, rumah sakit sudah memiliki fasilitas untuk menunjang kenyamanan fisik. Namun, untuk mewujudkan psikologis yang nyaman bagi pasien belum bisa ditemukan di rumah sakit secara umum. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang dapat mewujudkan kenyamanan psikologis pasien.
Pendekatan psikologi arsitektur adalah pendekatan yang fokus pada memberikan tatanan ruang berbasis psikologis pengguna, baik itu ruang luar dan ruang dalam. Dengan menerapkan pendekatan psikologi arsitektur, rumah sakit akan didesain dengan memperhatikan prinsip-prinsip kenyamanan yang dapat memperngaruhi psikologis pasien. Sehingga didapatlah sebuah rancangan rumah sakit yang dapat memberikan solusi atas permasalahan kenyamanan psikologis pasien.
Kata Kunci:Rumah Sakit Umum, Karangdjati, Kabupaten Ngawi, Pendekatan Psikologi Arsitektur
Full Text:
PDFReferences
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2022, 10 5). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Retrieved from Kamus Besar Bahasa Indonesia: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rumah%20sakit
BUPATI NGAWI PROVINSI JAWA TIMUR. (2021). PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 9 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2021-2026. KABUPATEN NGAWI: PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI.
Djono, A. L. (2022, Oktober 11). Rasio Tempat Tidur Dibandingkan Populasi di RI Masih Rendah. Retrieved from BeritaSatu.com: https://www.beritasatu.com/kesehatan/610479/rasio-tempat-tidur-dibandingkan-populasi-di-ri-masih-rendah
Egam, T. &. (2011). Arsitektur Berwawasan Perilaku (Behaviorisme). Media Matrasain.
Londo, F. A. (2017). Asosiasi Logi Tema. GELANGGANG REMAJA DI MANADO, 3.
Menteri Kesehatan. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Menteri Kesehatan. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri Kesehatan.
Menteri Kesehatan. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KLASIFIKASI RUMAH SAKIT. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Moleong, L. J. (1991). Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
MR, S. (2022, April 05). Catat! 4 Perbedaan Data Sekunder & Data Primer dalam Analisis Data. Retrieved from DQLAB: https://www.dqlab.id/catat!-4-perbedaan-data-sekunder-and-data-primer-dalam-analisis-data
Mulachela, H. (2022, January 20). Psikologi Adalah Ilmu tentang Jiwa, Berikut Jenis dan Manfaatnya, p. 1.
Neufert, E. (1995). Data Arsitek Edisi Kedua. Erlangga.
Nuswantari. (1998). Kamus Kedokteran Dorland,(edisi 25. Jakarta: EGC.
Pemerintah Kabupaten Ngawi. (2010). RTRW Kabupaten Ngawi Tahun 2010–2030. Ngawi: Pemerintah Kabupaten Ngawi.
Pemerintah Pusat. (2009). Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Jakarta: Pemerintah Pusat Republik Indonesia.
Proshansky, H. M., Ittelson, W. H., & Rivlin, L. G. (1972). Environmental Psychology. Environmental Psychology: A Review.
PT. Global Rancang Selaras. (2010). ARSITEKTUR RUMAH SAKIT. Yogyakarta: PT. Global Rancang Selaras.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soetam, R. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Prestasi.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Wicaksono, S. I. (2017). LOCUL POTRIT- Character Building center di Kaliurang, Sleman. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v7i2.67245
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Putri Salsabillah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.