MEKANISME PENGGERAK ATAP TERHADAP FUNGSI BANGUNAN CAGAR BUDAYA GEDUNG ZEISS BOSSCHA

REZA PHALEVI SIHOMBING

Abstract


Observatorium Bosscha di Bandung Barat, Indonesia, telah diakui sebagai bangunan cagar budaya tingkat kabupaten, menjadikannya situs penting dalam pengembangan penelitian dan pendidikan astronomi di Asia Tenggara. Penelitian ini fokus pada Gedung Zeiss, yang memiliki teleskop ganda Zeiss dan atap berputar 360 derajat. Asal usul kata "observatorium" dari bahasa Latin menunjukkan maknanya sebagai tempat pengamatan, dan dalam bahasa Inggris, istilah "observatory" berasal dari bahasa Perancis dan Latin yang sama. Arsitektur Kinetik diterapkan pada Gedung Zeiss, memungkinkan atap kubah bergerak untuk mendukung pengamatan astronomi. Mekanisme tersebut, dengan bobot 56 ton, mempertimbangkan akselerasi, perlambatan, dan kontrol tegangan listrik bertahap untuk memastikan pergerakan yang lancar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, mengumpulkan data melalui observasi langsung, dokumentasi, dan wawancara. Gedung Zeiss bukan hanya berfokus pada estetika, tetapi juga mempertimbangkan mekanika dan fungsionalitas. Mekanisme atap bergerak sangat memengaruhi fungsi observatorium secara keseluruhan, memungkinkan Teleskop Zeiss mendapatkan pandangan optimal terhadap langit. Lokasi Observatorium Bosscha dipilih dengan cermat, mempertimbangkan faktor geografi, geologi, meteorologi, dan klimatologi. Dengan adanya Gedung Zeiss, Observatorium Bosscha tetap menjadi pusat riset dan pengamatan astronomi yang penting di Indonesia. Keseluruhan desain dan fungsi Gedung Zeiss mencerminkan perhatian yang kuat pada kebutuhan fungsional dan teknis observatorium, menjadikannya kontributor signifikan dalam memahami objek-objek astronomis di langit.


Full Text:

PDF

References


Arts, A. (2019). Kinetic Facades the new Paradigm Shift in Architecture toward an Environmental Design Performance. Journal of Arts, Literature, Humanities and Social Sciences, 43(September 2019), 577–590. https://doi.org/10.33193/jalhss.43.29

Ashfaque, H. (2020). Kinetic Architecture and Materials To Create an Energy Efficient Kinetic Architecture and Materials To Create an Energy Efficient. July.

Azhari, N. F. N., & Mohamed, E. (2012). Public Perception: Heritage Building Conservation in Kuala Lumpur. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 50(July), 271–279. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.08.033

Castro Tirado, M. Á., & Castro-Tirado, A. J. (2019). The evolution of astronomical observatory design. Journal of the Korean Astronomical Society, 52(4), 99–108. https://doi.org/10.5303/JKAS.2019.52.4.99

Elkhayat, Y. O. (2014). Interactive Movement in Kinetic Architecture. JES. Journal of Engineering Sciences, 42(3), 816–845. https://doi.org/10.21608/jesaun.2014.115027

Elmokadem, A., Ekram, M., Waseef, A., & Nashaat, B. (2016). Kinetic Architecture: Concepts, History and Applications. International Journal of Science and Research (IJSR) ISSN, 7(4), 7–296. https://doi.org/10.21275/ART20181560

Hosseini, S. M., Mohammadi, M., Rosemann, A., Schröder, T., & Lichtenberg, J. (2019). A morphological approach for kinetic façade design process to improve visual and thermal comfort: Review. Building and Environment, 153(January 2020), 186–204. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2019.02.040

Huda, M. A., Studi, P., Falak, I., Islam, U., & Walisongo, N. (2023). OBSERVATORIUM UIN WALISONGO MENGGUNAKAN SKY QUALITY METER ( SQM ).

İlerisoy, Z. Y., & Pekdemi̇r Başeğmez, M. (2018). Conceptual Research of Movement in Kinetic Architecture. Gazi University Journal of Science , 31(2), 342–352. http://dergipark.gov.tr/gujs

J. Voute. (1933). ANNALEN V.D. BOSSCHA -STERRENWACHT.

Katrini, N., & Burhanudin, H. (2010). Pengujian Kriteria Kawasan Tertentu terhadap Kompleks Observatorium Bosscha sebagai Dasar Penentuan Bentuk Pengelolaan Kawasan. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 10(1), 1–13.

kawinda Tria Estherlita, Plere H Gosal, H. H. K. (2014). Planetarium Dan Observatorium Di Medan. Jurnal Arsitektur DASENG UNSRAT Manado, 6(1). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng/article/view/15366/pdf

KBBI DARING. (2015). observatorium. https://kbbi.web.id/observatorium

Kristina, M. (2011). Klasifikasi Mekanisme Arsitektur Kinetik.

Markkanen, T. (2013). The development of the classical observatory: From a functional shelter for the telescope to the temple of science. Acta Baltica Historiae et Philosophiae Scientiarum, 1(2), 38–52. https://doi.org/10.11590/abhps.2013.2.04

Mulyadi, L., & Pramitasari, P. H. (2019). Planetarium Dan Observatorium Di Batu Tema: Arsitektur High-Tech. Pengilon: Jurnal Arsitektur, 41–56. https://ejournal.itn.ac.id/index.php/pengilon/article/view/3074

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, Pub. L. No. Nomor 11 Tahun 2010 (2010).

Razaz, Z. El. (2010). Sustainable vision of kinetic architecture. Journal of Building Appraisal, 5(4), 341–356. https://doi.org/10.1057/jba.2010.5

Roskam, C. (2021). Constructing climate: the Hong Kong Observatory and imperial Britain’s meteorological networks, 1842–1912. Journal of Architecture, 26(8), 1241–1270. https://doi.org/10.1080/13602365.2021.1983005

Sapienza, V., & Rodonò, G. (2016). Kinetic Architecture and Foldable Surface. Athens Journal of Architecture, 2(3), 223–236. https://doi.org/10.30958/aja.2-3-3

Wiza Kesuma Rangkuti, W., & Harastoeti Hartono, I. D. (2020). Cultural Heritage Building Preservation Efforts in Bosscha Observatory Area, Lembang, West Java. Jurnal RISA (Riset Arsitektur), 4(1), 1–14. www.journal.unpar.ac.id




DOI: https://doi.org/10.17509/jaz.v7i2.67035

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 REZA PHALEVI SIHOMBING

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.