Kali Kemit sebagai Garis Demarkasi Indonesia-Belanda Pasca Agresi Militer Belanda I di Kebumen Tahun 1947
Abstract
This study aims to analyze: (1) The Armistice background of the Post-Military Aggression I in 1947, (2) Kali Kemit as the Indonesian-Dutch Demarcation Line in Post-Dutch Military Aggression I, (3) The Impact of Kali Kemit as the Indonesian-Dutch Demarcation Line in Post-Dutch Military Aggression I in 1947. The method used in this research is the historical method. Sources of data used in this study are primary sources and secondary sources. The research data were obtained through interviews with historical actors and witnesses, literature studies in the form of Dutch newspapers, direct observations at Kali Kemit, and documentation of historical actors' records. The results of this study indicate that: (1) The prolonged battle between the allies and the Dutch against Indonesia ended after the two parties agreed to a ceasefire. (2) The ratification of the Renville Negotiations led to a border agreement between Republic of Indonesia and Dutch. The border agreement was implemented in the southern part of Central Java by establishing Kali Kemit as the border between Republic of Indonesia and Dutch, so that the Dutch withdrew their defense line to the west of the Kali Kemit. (3) The impact caused by the results of the Renville Negotiations was the division of the territory in Kebumen into two parts with Kali Kemit being the boundary line, the transfer of troops from the enclave to the territory of the Republic of Indonesia, Kali Kemit being the initial target of the Dutch attack when they were about to continue their journey to Yogyakarta in December 1948.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
REFERENSI
Arsip Kementerian Dalam Negeri No. 7/6/22, Surat Perihal Pelanggaran Persetujuan Renville kepada Sekretariat Umum Delegasi Republik Indonesia, 30 Agustus 1948
Soenarto, R. Kisah beberapa pertempuran dalam perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di daerah Kabupaten Kebumen. Kebumen, 6 November 1998
Tasdik. Cuplikan kisah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia khususnya pemuda Grenggeng dan Desa Grenggeng pada tahun 1945. Kebumen, 10 November 1989
__________, (1948, 16 Juli). De brug over de Kali Kemit. Per speciale Rode Kruistrein naar de demarcatielijn. Koran Nieuwe Apeldoornse Courant, 14853, hlm. 3.
__________, (1948 28 Januari). De militaire besprekingen. Koran Nieuwe Courant, hlm 1.
Abdurahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Alam, W. T. (2003). Demi Bangsaku: Pertentangan Soekarno vs Hatta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chmielewski, M., Kukielka, M., Pieczonka, P., & Gutowski, T. (2020). Methods and analytical tools for assessing tactical situation in military operations using potential approach and sensor data fusion. Procedia Manufacturing, 44, 559-566.
DHC Angkatan 45 Kebumen. (2001). Sejarah Perjuangan Rakyat di Kabupaten Kebumen Tahun 1945-1949. Kebumen: Grafika.
Dinas Sejarah Militer Kodam VII/Diponegoro. (1977). Sejarah Rumpun Diponegoro dan Pengabdiannya. Semarang: Borobudur Megah.
Glantz, D. M. (1991). Soviet Military Operational Art: in pursuit of deep battle. Britania Raya: Frank Cass and Company Limited.
Gottschalk, L. (1975). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kahin, G. M. (1995). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Surakarta: UNS Press
Lapian, A.B, & Drooglever, P.J. (Eds). (1992). Menelusuri Jalur Linggarjati: diplomasi dalam perspektif sejarah. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Mustopo, H. (2014). Sejarah Indonesia Kelas XI. Jakarta: Yudhistira
Nasution, A. H. (1977). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Bandung: Angkasa.
Prayitno, B. E. (2016). Kisah Pak Narto Dari Masa Ke Masa. Jakarta: Dapur Buku.
Pusponegoro, M. D., & Notosusanto. N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Ratzel, F. (1925). Politische Geographie. Berlin: R. Oldenbourgh.
Ricklefs, M. C. (2007). Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Rochmat, S, Warjan, & Ananda, R. (2020). Kebumen Berjuang Perjuangan Rakyat Kabupaten Kebumen Era Tahun 1945-1949. Kebumen: Grafika Karya.
Sarjono, R. (1999). Peran Australia dalam Penyelesaian Konflik Indonesia dan Belanda melalui Perundingan Renville. Jurnal Ilmiah Guru "Cope", 20-24.
Soemardjan, S. (1986). Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sudiyo., Santono, D., Nugroho, A., & Suwardi, E. (1997). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia Dari Budi Utomo Sampai Dengan Pengakuan Kedaulatan. Depdikbud.
Sulisworo, T. D., Wahyuningsih, D., & Arif, B. (2012). Geopolitik Indonesia. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan.
Wirjopranoto, R. S., Soedarsono, R. G., Kamdani, T. H., Kamdani, S. A. D. K, Soemantri, O. P. B., Surowo. B. (2003). Gelegar di Bagelen Perjuangan Resimen XX Kedu Selatan 1945-1949 dan Pengabdian Lanjutannya. Ikatan Keluarga Resimen XX Kedu Selatan.
Wawancara dengan Bapak Partiman, saksi sejarah Peristiwa Kali Kemit, tanggal 28 Februari 2021.
Wawancara dengan Bapak F.X Sukidjo, pelaku sejarah Peristiwa Kali Kemit mantan Tentara Republik Indonesia Batalyon 62 Resimen XX Divisi III Gombong, tanggal 2 Maret 2021.
DOI: https://doi.org/10.17509/historia.v5i2.46813
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
INDEXED
TOOLS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Alamat Redaksi: Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Departemen Pendidikan Sejarah, Lantai 2, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154