PENDIDIKAN PETANI DAN ALTERNATIF PEMANFAATAN LAHAN BERKELANJUTAN DI DAERAH HULU SUNGAI CIKAPUNDUNG
Abstract
Indonesia sampai saat ini masih dianggap sebagai negara agraris, karena sebagian kebutuhan hidup masyarakatnya masih bertumpu pada hasil pertanian. Di sisi lain, mata pencaharian bertani yang dilakukan oleh sebagian masyarakat sering menimbulkan kerusakan dan dianggap tidak berkelanjutan, yang ditandai oleh banyaknya lahan pertanian di tempat yang tidak direkomendasikan sehingga menimbulkan erosi, sedimentasi, banjir, longsor, dan tanah semakin tandus serta tidak ekonomis. Dalam berbagai seminar, diskusi, dan laporan penelitian, petani sering dijadikan kambing hitam dalam mempercepat kerusakan lahan, sementara solusi untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan lahan sering tidak dipahami dan sulit dilaksanakan oleh petani. Para konseptor dan pakar kadang-kadang tidak pernah mencoba dan memberikan contoh secara langsung bentuk pemanfaatan lahan yang produktif secara berkelanjutan. Pendidikan petani tidak hanya diukur dari pendidikan formal yang dimiliki oleh petani saja, melainkan harus diukur dari pengalaman dan praktik langsung di lahan pertanian, sehingga kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan petani harus sesuai antara pendekatan teoretis dengan pendekatan praktik di lapangan. Kesadaran petani akan kehidupan masa depan sebagai salah satu modal untuk mendidik petani menjadi petani yang kompetitif dan komparatif dalam mencari berbagai solusi pemanfaatan lahan berkelanjutan dengan biaya rendah.
Kata Kunci: Pendidikan petani, pemanfaatan lahan, daerah hulu sungai.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Darsiharjo. 2004. Model Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan di Daerah Hulu Sungai Kasus di Daerah Hulu Sungai Cikapundung Bandung Utara. Bogor: PPS IPB.
Djajadiningrat, S.T. 1997. Pengantar Ekonomi Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Foresta, H., A. Kusworo., G. Michon., W.A. Djatmiko. 2000. Ketika Kebun Berupa Hutan Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. Bogor: International Centre for Research in Agroforestry.
Gilpin, A. 1996. Dictionary of Environment and Sustainable Development. John Wiley & Sons, Chichester.
Gunarto, A. 1999. Memproduktifkan Lahan Pekarangan dengan Tanaman Obat Indonesia Melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jurnal Air, Lahan, Lingkungan dan Mitigasi Bencana. 4(1) : 38-50.
Hagmann, J., T. Amend., S. Amend. 2000. Forest and Nature Conservation and Development. Journal of Agriculture Rural Development. 7(2) : 23-25.
Knapp, B.J. 1979. Elements of Geographical Hydrology. London: George Allen & Unwin Ltd.
Kurnia, U. 2000. Indonesia. Soil Conservation and Watershed Management in Asia and The Pacific. Tokyo: Asian Productivity Organization.
Manan, S. 1979. Pengaruh Hutan dan Manajemen Daerah Aliran Sungai. Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.
Noorowijk, V.M., K. Hairia, S. Partoharjono, R.V. Lobios, D.P. Garrity. 1997. Food Crop Based Production System as Sustainable Alternatives For Imperata Grass Land. International Journal of Agroforestry System. 36(1-3) : 59-68.
Nugroho, S.P. 1999. Sistem Pendekatan Konservasi Tanah dan Air Untuk Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Kritis. Jurnal Air, Lahan, Lingkungan dan Mitigasi Bencana. 4(1) : 1-7.
Pratiwi. 2002. Dampak Kebakaran Hutan dan Beberapa Alternatif Upaya Rehabilitasi Areal Bekas Terbakar di Hutan Rawa Sungai Kumpeh Jambi Sumatera. Buletin Penelitian Hutan. 630: 36-52.
Sarwoko, A. 1999. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air Pada Wilayah Sungai. Pengelolaan Lingkungan dalam Menyongsong Era Otonomi Daerah. Bapedalda DKI, Jakarta. hlm 69-79.
Singh, S. 1998. Food Security and Sustainability Under Internationalization Of Agriculture. Asia Pacific Journal of Rural Development. 8: 47-64.
Sinukaban, N. 2002. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Sebagai Basis Ketahanan Pangan Nasional. Makalah disampaikan pada Seminar Ilmiah Nasional Aplikasi Teknologi Pertanian dalam Pengelolaan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan, HMIT Faperta IPB Bogor, 28 September 2002. 10 hal.
Stieglitz, F.V. 2000. Social Forestry : Forests for Development. Journal of Agriculture Rural Development. 7(2) : 26-29.
Thompson, J., J.N. Pretty. 1996. Sustainability Indicators and Soil Conservation. Journal of Soil and Water Conservation. 51 : 265-273.
Wijayaratna, C.M. 2000. Integrated Watershed Management – A Learning Process. Soil Conservation and Watershed Management in Asia and The Pacific. Tokyo: Asian Productivity Organization.
DOI: https://doi.org/10.17509/gea.v6i2.1739
DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): https://doi.org/10.17509/gea.v6i2.1739.g1189
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Darsiharjo Darsiharjo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.