LAYANAN AKHIR PEKAN PERPUSTAKAAN, HARUSKAH?
Abstract
Perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi telah menuntut pasar jasa di berbagai bidang untuk menyediakan layanan akhir pekan. Begitu juga halnya dengan perpustakaan. Dibumbui dengan acuan sebuah standar, perpustakaan berlomba-lomba untuk menyediakan layanan dan fasilitas yang maksimal tanpa menyadari bahwa usahanya tersebut kurang tepat sehingga apa yang menjadi tujuannya tidak tercapai maksimal. Penelitian ini mengambil kasus layanan akhir pekan di Perpustakaan Politeknik Negeri Bandung yang telah berjalan selama dua tahun. Evaluasi didasari data pengunjung perpustakaan dan hasil kuesioner yang dibagikan kepada 150 orang responden. Hasil dari angket menunjukan bahwa 60% responden merasa tidak dapat datang ke perpustakaan pada hari Sabtu. 27% dari Responden mengungkapkan bahwa pada hari Sabtu mereka mengisinya dengan keperluan studi di luar kampus, 32% dari responden mengikuti kegiatan di kampus selain perkuliahan, sedangkan 45% lainnya memiliki kegiatan yang sifatnya lebih pribadi. Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi pertimbangan bagi perguruan tinggi yang ingin mengembangkan layanan perpustakaannya di akhir pekan. Layanan akhir pekan perpustakaan memang sebaiknya dilaksanakan atas permintaan pemustaka guna memenuhi keperluan mereka bukan atas kepentingan suatu standar atau hargi diri institusi. Institusi sebaiknya tidak mengorbankan biaya lembur dan waktu libur staf perpustakaan untuk sebuah layanan yang kurang responnya. Perpustakaan dapat mencari alternatif layanan lain untuk meningkatkan kualitasnya.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.17509/edulib.v10i1.14793
DOI (PDF): https://doi.org/10.17509/edulib.v10i1.14793.g12374
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Edulib
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.