ANALISIS KESALAHAN FONETIK ARTIKULATORIS PADA PELAFALAN PEMELAJAR BIPA KOREA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BIPA DASAR
Abstract
Pembelajaran pelafalan adalah salah satu komponen penting yang harus dipelajari dalam pengembangan kemampuan berbahasa kedua. Jika diksi dan struktur kalimat sudah benar, tetapi dilafalkan dengan salah, maka maksud yang hendak diutarakan pada masyarakat awam tidak tersampaikan dengan baik. Apabila kesalahan tersebut tidak dibenarkan, maka pemelajar akan terbiasa dengan pelafalan yang salah. Berdasarkan hal tersebut, mesti ada sebuah perangkat pembelajaran yang membantu pemelajar untuk melatih kemampuan pelafalannya. Modul digital menjadi pilihan peneliti sebagai bahan ajar pelafalan BIPA. Untuk menyusun bahan ajar tersebut, ujaran pemelajar harus dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui jenis kesalahan apa yang sering dilakukan. Dengan pisau analisis fonetik artikulatorislah bunyi bahasa Indonesia yang dilafalkan pemelajar dapat diketahui letak kesalahannya dengan tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pelafalan pemelajar BIPA Korea dan hasil analisis kesalahan fonetik artikulatoris terhadap pelafalan tersebut, serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar BIPA tingkat dasar. Penelitian ini dilakukan dalam bingkai metode kualitatif deskriptif dengan langkah analisis kesalahan dan fonetik artikulatoris sebagai pisau analisisnya. Sebagai temuan penelitian, peneliti berhasil menemukan kata-kata, khususnya fonem-fonem yang salah dilafalkan. Kesalahan tersebut dilihat dari jenis-jenis kesalahan yang ditemukan, yaitu perubahan bunyi sebanyak 245 kesalahan, yang terdiri atas fonem [s], [ə], [r], [f], dan [z], dan lainnya. Pertukaran bunyi sejumlah 5 kesalahan yakni fonem [r] dengan [l], dan lainnya. Penambahan bunyi sejumlah 73 kesalahan, yang terdiri atas fonem [ə] dan lainnya. Penghilangan bunyi sebanyak 76 kesalahan yang terdiri atas fonem [ĥ], [h], [r], dan lainnya. Hasil temuan tersebut kemudian disusun untuk pembuatan bahan ajar berbentuk modul digital. Modul digital yang diberi judul “Modul Pelafalan Bunyi Bahasa Indonesia untuk BIPA” ini memuat video-video yang mencontohkan kepada pemelajar cara mengartikulasikan bunyi bahasa yang benar seperti penutur asli bahasa Indonesia. Video tersebut beserta fasilitas lainnya dihubungkan dengan teknologi media QR Code, sehingga bisa diaplikasikan di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, modul digital ini sesuai digunakan pada masa modern dan suasana pandemi saat ini.
Kata kunci: analisis kesalahan fonetik artikulatoris, modul digital, pelafalan, BIPA dasar.
Abstract
Pronunciation learning is one of the important components in developing second language skills. If the diction and structure of sentences are correct, but they are pronounced incorrectly, the intention to be conveyed to the public in general may not be delivered properly. If such error is not justified, students may get accustomed to incorrect pronunciation. Hence, a learning tool that helps students to practice their pronunciation skills becomes necessary. The researcher was interested in developing a digital module as a pronunciation teaching material for BIPA lesson. To compile the materials, BIPA students' utterances were first analyzed to find out common types of pronunciation mistakes made. The purpose of this research is to describe the pronunciation skill of Korean students of BIPA, the results of the articulatory phonetic error analysis over the pronunciation, and its use as teaching materials for the basic level of BIPA. The research framework was descriptive qualitative with error analysis steps and articulatory phonetics as the analytical tool. Researchers managed to find words, especially phonemes, with mispronunciation. The errors were identified by the types of errors found, namely sound changes with as many as 245 errors, consisting of phonemes [s], [ə], [r], [f], and [z], and others; sound exchange with 5 errors, including phonemes [r] with [l], and others; addition of the sound with 73 errors, consisting of phonemes [ə] and others; and 76 sound omissions, consisting of phonemes [ĥ], [h], [r], and others. The findings were then compiled for to develop teaching materials in a digital module. The module, entitled " Modul Pelafalan Bunyi Bahasa Indonesia untuk BIPA (Indonesian Sound Pronunciation Module for BIPA lessons)", provides example videos for students about how to articulate the correct sounds of the language like native speakers of Indonesian language. Videos and other features in the module have QR Codes to provide easy access anywhere and anytime. Therefore, this digital module is suitable for use in modern times and this current pandemic atmosphere.
Keywords: An analysis of articulatory phonetic errors, digital module, pronunciation, basic level of BIPA.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Amalia, I. J. (2015). Kajian Fonetik terhadap
Tuturan Penyandang Tunarungu Tingkat
Berat. (Skripsi). Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Annisa, I. R. (2018). Pengembangan Materi
Pelafalan Berbasis E-Learning dengan
Metode Audiolingual untuk Pemelajar
BIPA Tingkat Dasar. (Tesis). Sekolah
Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Asmayanti, A., Cahyani, I., & Idris, N. S.
(2020). Model Addie untuk
Pengembangan Bahan Ajar Menulis
Teks Eksplanasi Berbasis Pengalaman.
In Seminar Internasional Riksa
Bahasa (pp. 259-267).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
(1992). Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, A. (2007). Kajian Bahasa: Struktur
Internal, Pemakaian, dan Pemelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, A. (2013). Fonologi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, A. (2014). Linguistik Umum. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Chaer, A. (2019). Tata Bahasa Praktis
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hwa, A. K., dkk. (2013). Bahasa Korea
Terpadu untuk Orang Indonesia.
Seoul: The Korean Foundation.
Kurniawan. (2015). Pemerolehan Bahasa
Anak Usia 2 Tahun Hasil Pernikahan
Pasangan Beda Daerah: Kajian Fonologi
(Fonetik Artikulatoris). Jurnal Linguistik
Terapan Politeknik Negeri Malang, 5
(2): 1-15.
Mi, K. N. (2010). 쉽게 배워 바로 써먹는
친절한 국어 문법. Seoul: Sapiens21.
Muryani, T. (2017). Analisis Kesalahan
Fonologis pada Anak Tunagrahita dan
Implikasinya terhadap Pembelajaran.
Studi Kasus Sekolah Menengah Atas
Luar Biasa C di Sekolah Luar Biasa
Permata Ciranjang Kabupaten
Cianjur.(Skripsi). Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Muslich, M. (2015). Fonologi Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pimsleur, P. (2013). How to learn a foreign
language. New York: Pimsleur.
Putrawansyah, F., dkk. (2016).
Pengembangan Digital Book Berbasis
Android Materi Perpindahan Kalor di
Sekolah Menengah Atas. IJNSIndonesian Journal on Networking and
Security, 5(4), 39-48.
Sa’diyah, I. dan Izhatullaih. (2017). Pedoman
Pelafalan Baku Bahasa Indonesia dengan
Media Audiovisual dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua
atau Bahasa Asing. Proceedings
Education and Language International
Conference, 1(1), 417-425.
Supardi, C. N. (2017). Penerapan
Pendekatan Komunikatif dalam
Pembelajaran Fonetik Artikulatoris
terhadap Pembelajar Asing Tingkat
Dasar. (Skripsi). Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Tarigan, H. G. dan Djago T. (2011).
Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung: Penerbit
ANGKASA.
Wiratsih, W. (2019). Analisis Kesulitan
Pelafalan Konsonan Bahasa Indonesia
(Studi Kasus Terhadap Pemelajar BIPA
Asal Tiongkok di Universitas Atma Jaya
Yogyakarta). Jurnal Kredo, 2(2), 242-
DOI: https://doi.org/10.17509/artikulasi.v1i2.38994
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Karya ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.